Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuuhu,
Belakangan ini marak munculnya sebuah komunitas yg menamakan dirinya "Hijabers". Mulanya kita berpikir, "mungkin inilah saat kebangkitan syariat Islam di negara kita". Dimana wanita mulai berbenah diri, menutup aurat dengan hijab yang otomatis akan berdampak pada perbaikan akhlaq dirinya dan juga masyarakat.
Tetapi sangat teramat disayangkan, ternyata lagi-lagi ini hanya merupakan syubhat syaitan yang disambut dengan baik oleh kalangan wanita. Mereka menisbatkan diri pd suatu kemuliaan (Hijab) tapi pada prakteknya bahkan komunitas ini "Menistakan Kemuliaan Hijab" itu sendiri.
Bisa jadi hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan mereka tentang hakikat dari Hijab itu sendiri.
Hijab Itu ‘Iffah (Kemuliaan), Hijab Itu Kesucian, Hijab Itu Pelindung, Hijab Itu Iman, Hijab Itu Haya’ (Rasa Malu), Hijab Itu Ungkapan Cinta Mahram kepada Saudari/Istrinya, Hijab Itu Adalah Ketaatan Kepada Allah dan Rasul-Nya.
Hakikat Hijab tersebut mendorong pada beberapa konsekuensi yang harus ditaati pada aspek penerapannya, yaitu berupa persyaratan teknis yang mengikat. Persyaratan Hijab itu adalah sebagai berikut:
1. Wajib menutup seluruh anggota tubuh wanita - disunnahkan wajah dan telapak tangan,
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan,
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparan,
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparan,
4. Longgar dan tidak sempit / ketat / membentuk lekuk badan,
5. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir (misal: blazer, dll),
6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki (misal: kemeja, celana panjang, dll),
7. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.
8. Tidak keluar rumah menggunakan wewangian
Inilah yang dilakukan oleh para istri Rasul dan wanita-wanita mukmin. Dan inilah yang diperintahkan oleh syariat agama Islam yang telah sempurna.
Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama Aisyah radhiyallahu anha, beliau berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.” Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung gagak.”
Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya dan kepada rasul-Nya:“Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.” (Q.S. An-Nur: 47-48)
Wahai "Komunitas Hijabers", apakah pantas kalian memakai kata "HIJAB" dan menisbatkan diri padanya apabila malah sebagian bahkan hampir semua syarat Hijab kalian langgar?!!
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuuhu,
oleh: Abi Zam, 13 Ramadhan 1434 H/ 2013 M
Mohon di cek di akun instagram bernama @iymel. Mungkin itu salah satu yg disebut diatas sebagai "menistakan kemuliaan hijab". Tidak bermaksud ghibah tapi mohon untuk dijadikan pelajaran..
ReplyDelete