Sunday, August 25, 2013

Membongkar Kesesatan Dan Penyimpangan Gerakan Dakwah Ikhwanul Muslimin

Sabtu, 5 Nopember 2005 07:03:22 WIB
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary Al-Medany


SEJARAH IKHWANUL MUSLIMIN

Ikhwanul Muslimin adalah pergerakan Islam - yang didirikan oleh Hasan Al-Banna (1906-1949 M) di Mesir pada tahun 1941 M. Diantara tokoh-tokoh pergerakan itu ialah : Said Hawwa, Sayyid Quthub, Muhammad Al-Ghazali, Umar Tilimsani, Musthafa As-Siba`i, dan lain sebagainya.

Sejak awal mula didirikan pergerakan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jamaludin Al-Afghani, seorang penganut Syi`ah Babiyah, yang berkeyakinan wihdatul wujud. Dan keyakinan bahwa kenabian dan kerasulan diperoleh lewat usaha, sebagaimana halnya menulis dan mengarang. Dia (Jamaludin Al-Afghani) kerap mengajak kepada pendekatan Sunni-Syiah [Tidak,..Demi Allah . Hal ini tidak akan terwujud. Semua ini hanyalah khayalan biasa laksana menanam di lautan.Bagaimana tidak , dapatkah api bersatu dengan air ??-cat kaki], bahkan juga mengajak kepada persatuan antar agama [lihat dakwah Ikhwanul Muslimin fi Mizanil Islam. Oleh Farid bin Ahmad bin Manshur hal. 36)]

Gerakan itu lalu bergabung ke banyak negara seperti: Syiria, Yordania, Iraq, Libanon, Yaman, Sudan dan lain sebagainya. (lihat Al-Mausu`ah Al-Muyassarah hal. 19-25). Ia (Jamaludin Al-Afghani) telah dihukumi /dinyatakan oleh para ulama negeri Turki, dan sebagian masyayikh Mesir sebagai orang Mulhid, kafir, zindiq, dan keluar dari Islam.

Farid bin Ahmad bin Manshur menyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jamaludin Al-Afghani pada beberapa hal, diantaranya:

[1]. Menempatkan politik sebagai prioritas utama
[2]. Mengorganisasikan secara rahasia
[3]. Menyerukan peraturan hukum demokrasi
[4]. Menghidupkan dan menyebarkan seruan nasionalisme
[5]. Mengadakan peleburan dan pendekatan dengan Syiah Rafidhah, berbagai kelompok sesat, bahkan kaum Yahudi dan Nashrani. [Lihat Ad-Dakwah hal 47}

Oleh sebab itu, jamaah Ikhwanul Muslimin banyak memiliki penyimpangan dari kaidah-kaidah Islam yang dipahami As-Salaf As-Shalih. Di antara penyimpangan tersebut misalnya:


TIDAK MEMPERHATIKAN MASALAH AQIDAH DENGAN BENAR

(Syaikh Abdul Aziz bin Bazz berkata sebagaimana dalam majalah Al-Majalah edisi 806 tanggal 25/2/1416 H halaman 24 :.."Harokah Ikhwanul Muslimin telah dikritik oleh para ahlul 'ilmi yang mu'tabar ? terkenal-.Salah satunya (karena) mereka tidak memperhatikan masalah da'wah kepada tauhid dan memberantas syirik serta bid'ah. Maka sewajibnya bagi Ikhwanul Muslimin untuk memperhatikan da'wah Salafiyah da'wah kepada tauhid, mengingkari ibadah kepada kubur-kubur dan meinta pertolongan kepada orang-orang yang sudah mati seperti Hasan, Husein, Badawi dan sebagainya.Wajib bagi mereka untuk mempunyai perhatian khusus dengan makna Laa Ilaaha Illallah Karena inilah pokok agama dan suatu yang pertama kali didakwahkan oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang mulia di kota Mekkah!!) Bukti nyata bahwa jama'ah Ikhwanul Muslimin tidak memeperhatikan perkara aqidah dengan benar, adalah banyaknya anggota-anggota yang jatuh dalam kesyirikan dan kesesatan, serta tidak memiliki konsep aqidah yang jelas.

Hal itu juga bahkan terjadi pada para pemimpin dan tokoh-tokohnya, yang menjadi ikutan bagi anggota-anggotanya seperti: Hasan Al-Banna, Said Hawwa, Sayyid Quthub, Muhammad Al-Ghazali, Umar Tilimsani, Musthafa As-Siba`i dan lain sebagainya.

Seorang tokoh Islam (Muhammad bin Saif Al-A`jami) menceritakan bahwa Umar Tilimsani yang menjabat Al-Mursyidu Al-`Am dalam organisasi Ikhwanul Muslimin dalam jangka waktu yang lama, pernah menulis buku yang berjudul "Syahidu Al-Mihrab Umar bin Al-Khattab (Umar bin Al-Khattab yang wafat syahid dalam mihrab) "Buku ini penuh dengan ajakan kepada syirik, menyembah kuburan, membolehkan beristighatsah kepada kuburan dan berdoa kepada Allah Azza wa Jalla di samping kubur. Tilimsani juga menyatakan bahwa kita TIidak Boleh melarang dengan keras penziarah kubur yang melakukan amalan seperti itu.

Coba simak teks perkataannya pada hal 225-226: "Sebagian orang menyatakan bahwa Rasulullah memohonkan ampun untuk mereka (penziarah kubur) tatkala beliau masih hidup saja. Tetapi saya tidak mendapatkan alasan pembatasan itu pada masa hidup beliau saja. Dan di dalam Al-Quran, tidak ada yang menunjukkan adanya pembatasan tersebut".

Di sini, dia menganggap bahwa memohon kepada Rasulullah sesudah kematian beliau, beristighatsah dan beristghfar dengan perantaraannya, hukumnya boleh-boleh saja. Pada hal 226 dia juga menyatakan: "Oleh karena itu saya cenderung kepada pendapat yang menyatakan bahwa beliau telah memohonkan ampunan dikala beliau masih hidup, maupun sesudah matinya - bagi siapa yang mendatangi kuburan yang mulia".

Pada halaman yang sama dia juga menyebutkan :"Oleh karena itu, kita tidak perlu berlaku keras dalam mengingkari orang yang meyakini karamah para wali, sambil berlindung kepada mereka di kuburan-kuburan mereka yang disucikan, berdoa kepada mereka tatkala tertimpa kesusahan. Yang juga mereka yakini bahwa karamah para wali tersebut termasuk kemu`jizatan para nabi."

Kemudian pada halaman 231 ia menyatakan: "Maka kita tidak perlu memerangi wali-wali Allah Azza wa Jalla dan orang-orang yang menziarahi serta berdoa disamping kuburan-kuburan mereka".

Demikianlah, tidak ada satupun bentuk syirik terhadap kuburan yang tidak dibolehkan sebagaimana yang dikatakan oleh ``Al-Mursyidu Al-`Am dari Ikhwanul Muslimin itu. Karena kegandrungannya dan kecintaannya yang mendalam terhadap bentuk-bentuk perbuatan syirik dan kufur semacam inilah, sehingga Tilimsani menyatakan: "Maka kita tidak perlu memerangi (orang yang mereka anggap) wali-wali Allah Azza wa Jalla dan orang-orang yang menziarahi serta berdoa disamping kuburan-kuburan mereka".

Tilimsani sendiri juga hidup di Mesir yang terdapat banyak kuburan-kuburan dimana dilakukan syirik terbesar, bahkan lebih besar dari syirik ummat jahiliyah pertama.Kuburan-kuburan dijadikan tempat berthawaf dan tempat memohon segala sesuatu yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah .

Di antara yang mereka anggap wali, kebanyakannya adalah kumpulan orang-orang zindiq dan mulhid, seperti: Sayyid Da`iyyah fathimi yang tak pernah melakukan shalat. Diantaranya juga ada Kaum Sufi yang "keblinger", seperti: Syadzili, Dasuki, Qonawi dan lain sebagainya, yang ada disetiap kota dan pedesaan. Orang-orang itulah yang jadi wali-wali mereka. Dan kuburan-kuburan mereka itulah yang dipublikasikan oleh ''Al-Mursyidu Al-`Am/pemimpin umum'' dari Ikhwanul Muslimin itu.

Dia kembali menyatakan pada halaman 231 sebagai berikut: ''Meskipun hati saya sudah demikian cinta, suka dan bergantung kepada wali-wali Allah itu, meskipun saya amat gembira dan senang menziarahi mereka di tempat-tempat kediaman abadi mereka dengan melakukan hal-hal merusak aqidah tauhid - menurut anggapannya - akan tetapi saya tidak berorientasi penuh untuk mempropagandakannya. Hal itu hanya sebatas soal intuisi/perasaan.Dan saya katakan kepada mereka yang bersikap ekstrim dalam mengingkarinya: "Tenanglah, di dalam masalah ini tidak ada perbuatan syirik, penyembahan berhala, maupun ilhad/kekufuran.''

Maka apalagi yang bisa diharapkan dari keyakinan yang merancukan aqidah dan tauhid, sehingga berdoa kepada orang yang sudah mati disamping kuburan-kuburan mereka kala ditimpa kesusahan dianggap hanya soal perasaan yang tidak mengandung syirik dan penyembahan berhala, seperti yang diungkapkan Al-Mursyidu Al-`Am dari Ikhwanul Muslimun tersebut ?

Mushthafa As-Siba`i, Al-Mursyidu Al-`Am dari Ikhwanul Muslimin dari Syiria pernah menggubah qashidah yang dibacakannya di kuburan Nabi. Yang di antara bait-baitnya adalah: ''Wahai tuanku, wahai kekasih Allah. Aku datang diambang pintu kediamanmu mengadukan kesusahanku karena sakit. Wahai tuanku, telah berlarut rasa sakit dibadanku. Karena sangat sakitnya, akupun tak dapat mengantuk maupun tidur.....'' [Lihat Al-Waqafat hal. 21-22]

Dari kedua bait diatas, kita dapat memahami bahwa dia telah melakukan istighatsah kepada Rasulullah yang jelas merupakan perbuatan syirik yang dilarang oleh Allah dan Rasulullah-Nya Shalallahu 'Alaihi wa Sallam .

Hasan Al-Banna juga mengambil aqidah dari thariqot sufiah quburiah yang bernama Al-Hashofiah. Dia berkata dalam kitabnya Mudzakkirot Ad-Dakwah Ad-Adalah'iah hal-27 :"Aku bersahabat dengan para anggota kelompok hasafiah di Damanhur. Dan aku selalu hadir setiap malam (bersama mereka) di mesjid At-Taubah."

Berkata Jabir Rozaq dalam kitabnya "Hasan Al-Banna bi Aqlami talamidzatihi wa ma'asirihi" hal-8 :"Dan di Damanhur mejadi kokohlah hubungan Hasan Al-bana dengan anggota-anggota al-Hashofiah,dan beliau selalu hadir setiap malam bersama mereka di masjid at-Taubah. Dia ingin mengambil (pelajaran) thariqot mereka sehingga berpindah dari tingkatan mahabbah ke tingkatan at-taabi' al-mubaya" [Lihat Da'wah al-Ikhwan al-Muslimin hal-63]

Bahkan Hasan Al-Banna sendiripun sebagai pendiri jamaah Ikhwanul Muslimin, nampak sebagai orang yang awam dalam perkara aqidah tauhid. Disebutkan dalam buku Al-Waqafat hal. 21-22, bahkan dia pernah berkata: ''Dan doa kepada Allah ababila disertai tawassul/mengambil perantaraan salah satu makhluknya adalah perselisihan furu` dalam cara berdoa, dan bukan termasuuk perkara aqidah.''

Dalam masalah asma` dan sifat Allah, dia termasuk pengikut madzhab Tafwidh, yaitu madzhab yang tidak mau tahu dan meyerahkan begitu saja perkara asma` dan sifat Allah, tanpa meyakini apa-apa. Itu adalah madzhab sesat, bukan sebagaimana madzhab As-Salaf As-Shalih yang meyakini makna-makna asma` dan sifat Allah, namun menyerahkan hakikat/bagaimana asma` dan sifat tersebut kepada-Nya.

Hasan Al-Banna menyatakan dalam buku Al-Aqaid hal. 74: ''Sesungguhnya pembahasan dalam masalah ini (asma` dan sifat), meski dikaji secara panjang lebar, akhirnya akan menghasilkan kesimpulan yang sama, yaitu tafwidh (tersebut di atas) [Syaikhul Islam berkata dalam kitabnya "Daaru ta'arubil aqli wa naqli ,Juz 1 hal 201-205 :"Adapun tafwidh, maka sudah merupakan hal yang maklum, bahwa Allah memerintahkan kita semuanya untuk merenungi Al Qur'an, memahaminya, dan menghayatinya, maka bagaimanakah kita akan berpaling dari memahaminya dan mendalaminya,...hingga beliau berkata : "Dari sini jelaslah bahwa perkataan ahlu tafwidh yang mengaku mengikuti Sunnah dan Salaf termasuk sejelek-jelek perkataan ahlu bid'ah dan ilhad (lih pula qowaidhul mutsla hal 44 oleh Syaikh Sholeh Utsaimin)].

Tokoh besar mereka yang lain yang serupa keadaannya adalah Sa`id Hawwa. Dia beranggapan bahwa umat Islam pada setiap masanya, (lebih banyak -red) yang beraqidah Asy-`Ariyyah-Maturidiyyah (termasuk golongan pentakwil sifat). Sehingga dengan itu beliau berangapan bahwa itulah aqidah yang sah dalam Islam. [Lihat jaulah fil fiqhain - Sa`id Hawwa].

Sayyid Quthub pun memiliki aqidah wihdatul wujud. Dia berkata dalam kitabnya Dzilalu Al-Qur'an jilid 6 hal-4002 : "Hakekat yang ada adalah wujud yang satu. Maka di alam ini tidak ada yang hakekat kecuali hakekat Allah. Dan di sana tidak ada wujud yang hakiki kecuali wujud-Nya. Perwujudan selain Allah hanyalah sebagai perwujudan yang bersumber dari perwujudan yang hakiki itu".

[Tentang Sayyid Qutb, maka sungguh Syaikh Robi' Ibnu Hadi Al-Madkhali telah mewakili segenap para 'ulama dan para penuntut ilmu dalam mengungkap kesesatan dan penyimpangannya (Sayyid Qutb), yaitu dalam 4 buah kitabnya :

[1]. Adzwa' Islamiyyah 'alaa Aqidati Sayyid Quthub,
[2]. Mathoin Sayyid Quthub fii Ash-Shahabah
[3]. Al-awaashim minma fii kutubi sayyid Quthub min Al-Qawasim
[4]. Al-Haddul faashil bainal haqqi wal bathil.

Ringkasnya "celaannya (Sayyid Qutb) kepada Musa Alaihi Salam, celaannya kepada para shahabat Radhiallahu anhum, khususnya Ustaman bin Affan Radhiallahu anhu , perkataannya bahqwa Al-Qur'an adalah Mahluk, dan WIihadtul Wujud, Menta'thil (mengingkari) sifat-sifat Allah sebagaimana Jahmiyyah, tidak menerima hadits-hadits ahad yang shahih dalam aqidah,..dsb- lebih jelasnya bacalah kitab-kitab diatas dan sudah tercetak]

Selain itu dia juga tidak bisa membedakan antara tauhid rububiah dan tauhid uluhiah. Dan dia menyangka bahwa yang menjadi perselisihan antara para Nabi dengan umat mereka adalah dalam masalah tauhid rububiah bukan uluhiah.

Dia berkata dalam Dziilalu Al-Qur'an 4/1847 : " Bukanlah perselisihan seputar sejarah antara jahiliah dan Islam, dan bukan pula peperangan antara kebenaran dan thogut pada masalah uluhiah Allah ...." dan juga perkataannya dalam hal-1852: "Hanya saja perselisihan dan permusuhan adalah pada masalah siapakah Rob manusia yang menghukumi manusia dengan syari'at-Nya dan mengatur mereka dengan perintah-Nya dan memerintahkan mereka untuk beragama dan taat kepada-Nya" [Lihat Adwa'un Islahiah karya Syaikh Robi' pada hal-65]


MENGHIDUPKAN BID'AH

Jamaah Ikhwanul Muslimin juga banyak sekali menghidupkan bidah. Sa`id Hawwa menyatakan dalam bukunya At-Tarbiyyah Ar-Ruhiyyah (pembinaan mental): ''Ustadz Al-Banna beranggapan bahwa menghidupkan hari-hari besar Islam (selain dua hari `ied), adalah termasuk tugas harakah-harakah (gerakan) Islam. Beliau juga menganggap bahwa suatu hal yang aksiomatik alias pasti, kalau dikatakan bahwa pada zaman modern ini memperingati hari besar semacam maulid nabi dan yang sejenisnya, dapat diterima secara fiqih dan harus mendapat prioritas tersendiri.

Dikisahkan juga oleh Mahmud Abdul Halim dalam bukunya Ahdats Shana`atha At-Tarikh (1/109) bahwa ia sering bersama-sama Hasan Al-Banna menghadiri maulid nabi. Ia (Hasan Al-Banna) sendiri terkadang maju kepentas untuk menyanyikan nasyid (nyanyian) maulid nabi dengan suara keras dan nyaring. Setelah menukil banyak kisah Al-Banna tersebut, Syaikh Farid berkomentar:

''Semoga Allah memerangi pelaku-pelaku bidah. Alangkah bodohnya mereka, alangkah lemahnya akal mereka. Sesungguhnya mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak pantas dilakukan bahkan oleh anak kecil sekalipun.''

Dalam lembaran-lembaran majalah Ad-Dakwah, yang dipimpin oleh Umar At-Tilimsani tatkala dia masih menjabat salah satu Mursyid partai Ikhwanul Muslimin (nomor 21 hal 16/Rabi`ul Awwal 1398 H), tercetus banyak ungkapan yang penuh dengan kebidahan dan ghuluw (pengkhutusan/berlebih-lebihan) terhadap Nabi.

Di antaranya dalam makalah di bawah judul : Fi dzikra maulidika ya dhiya` Al-Alamin (dalam memperingati hari kelahiranmu, wahai sinar alam semesta)


 TA'ASHUB / FANATIK TERHADAP PENDAPAT ULAMANYA

Syaikh Muqbil menyatakan dalam Al-Makhraj Minal Fitan hal. 86: ''(banyak) dari kalangan pengikut Ikhwanul Muslimin yang mengetahui bahwa mereka bodoh dalam masalah dien. Apabila kita menyatakan kepadanya : ini halal, atau ini haram adalah sudah kita tegakkan dalil-dalilnya, ia akan mengelak sambil menjawab: Yusuf Qordhawi di dalam al-halal wal haram bilang begini, Sayyid Sabiq dalam Fiqhus Sunnah, atau Hasan Al-Banna di dalam Ar-Rasail atau Sayid Quthub dalam tafsir Fi Dzi lalil Quran bilang begini! Bolehkah dalil-dalil yang jelas dipatahkan dengan ucapan-ucapan mereka?''

Karena itulah banyak diantara mereka yang masih meremehkan hukum ''merokok'' misalnya, yang telah ditegaskan keharamannya oleh ulama ahlul hadits, lewat berbagai tinjauan, karena mengikuti fatwa syaikh mereka Yusuf Qordhawi yang tidak jelas dalam menerangkan hukumnya.


MANHAJ DAKWAH YANG MELENCENG DARI SYARIAH

Kerusakan manhaj dakwah mereka diawali oleh propaganda "Tauhidu As-Sufuf" (menyatukan barisan) kaum muslimin yang mereka dengung-dengungkan. Dimana propaganda itu berkonotasi mengabaikan adanya berbagai penyimpangan aqidah yang membaluti tubuh umat Islam. Menurut mereka, cukup kita meneriakan : wa Islamah (wahai Islam), maka kita pun bersatu.

Hasan Albana pernah berkata :
"Dakwah Ikhwanul Muslimin tidaklah ditujukan untuk melawan satu aqidah, agama, ataupun golongan, karena faktor pendorong perasaan jiwa para pengemban dakwah jama'ah ini adalah berkeyakinan fundamental bahwa semua agama samawi berhadapan dengan musuh yang sama, yaitu atheisme [Lihat Qofilah Al-Ikhwan As-siisi 1/211].

Utsman Abdus Salam Nuh mengomentari ucapan itu dalam bukunya At-Thoriq ila Jama'ati Al-Umm halaman 173: "Bagaimana bisa disebut dakwah Islamiah, kalau tidak sudi memerangi aqidah-aqidah yang menyimpang, sedangkan Islam sendiri diturunkan untuk memberantas berbagai penyimpangan keyakinan dan membersihkan hati manusia dari keyakinan-keyakinan itu.

Inti pemahaman inilah yang akhirnya melahirkan gerakan yang disebut Pan Islamisme, yang menyatukan umat Islam dengan berbagai keyakinannya dibawah satu panji. Ikhwanul Muslimin juga banyak mempergunakan berbagai sarana yang tidak sesuai dengan syari'at untuk mengembangkan dakwahnya.

Diantaranya : Mengadakan pertunjukan sandiwara. Dalam hal ini, Syaikh Muqbil memberikan tanggapan :"Sesungguhnya pertunjukan sandiwara itu, kalaupun tidak dikatakan dusta, amatlah dekat dengan kedustaan. Kita meyakini keharamannya, selain itu juga bukan merupakan sarana dakwah yang dipergunakan ulama kita terdahulu."

Imam Ahmad meriwayatkan satu hadits dari Ibnu Mas'ud , bahwasanya Rosulullah bersabda : Manusia yang paling keras disikda hari kiamat nanti ada tiga : Orang yang membunuh seorang nabi atau dibunuh olehnya, seorang pemimipin yang sesat dan menyesatkan, dan pemain lakon (mumatsil). [Dalam musnadnya I/407, berkata Ahmad Syakir dalam ta'liknya IV/65 :Sanadnya shahih , dan di shahihkan pula oleh Syaikh Al Bany dalam Ash Shohihah no. 281]

Beliau melanjutkan :``Yang dimaksud mumatsil disitu adalah pelukis atau orang yang melakonkan perbuatannya di hadapan orang lain. Sebagaimana ditegaskan dalam kamus``. (lihat Al-Makhroj ? Minal Fitan halaman 90). Para ulama juga lebih mengharamkan (sandiwara) lagi, tatkala sering terjadi dalam sandiwara seseorang harus memerankan diri sebagai orang kafir, bahkan penyembah berhala yang mempraktekkan ibadahnya di hadapan patung. Dan banyak lagi yang lainnya.

[Syaikh Dr. Sholeh Al Fauzan menjelaskan :"Pendapat saya , bahwa sandiwara (itu) Tidak Boleh!! Karena bebarapa sebab :

[1]. Tujuan sandiwara adalah membuat para hadirin tertawa
[2]. Tasyabuh dengan orang-orang yang tidak baik
[3]. Cara da'wah seperti ini bukanlah cara da'wah yang dicontohkan nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam dan para Salafusholih. Sandiwara-sandiwara tersebut tidaklah dikenal kecuali dari orang-orang kafir yang menular kepada kaum muslimin dengan alasan da'wh.dpun menjdikn sandiwara sebagai wasilah da'wah “ini Juga Tidak Benar, karena wasilah da'wah adalah Taufiqiyah/ sudah tetap diatur.lih. Al Ajwibatu mufidah hal :62-63]

[Syaikh Bakar Abu Zaid berkata dalam bukunya :At-Tamstil" hal 18: "Akhirnya para ulama peneliti mengetahui bahwa bibit sandiwara ini dari syiar ibadah orang-orang Yunani." .Syaikh Hamud ibnu Abdillah at-Tuwajiri juga menegaskan :"Sesungguhnya menjadikan sandiwara sebagai sarana da'wah kepada Allah bukanlah termasuk Sunnah Rasul dan Sunnah Khulafaur Rasyidin.Akan tetapi ini adalah cara da'wah yang diada-adakan di jaman kita. Lihat Al Hujjatul Qowiyyah hal :64-64 oleh Syaikh Abdussalam Ibnu Barjas, cet Daarussalaf]


MENDAHULUKAN URUSAN POLITIK DARIPADA SYARI'AT

Meski secara lahir, jama'ah Ikhwanul Muslimin selalu menggembar-gemborkan harus tegaknya kekuasaan Islam, namun secara mengenaskan mereka hanya menjadikan itu sebagai slogan umum yang aplikasinya meninggalkan dakwah tauhid dan menjejali orang awam hanya dengan propaganda politik mereka.

Kita sudah bosan dengan dengungan politik yang membuat manusia jahil dengan agamanya, mereka hidup terpecah belah dengan tidak mengenal agamanya, tidak mengenal bagaimana shalat yang sesuai dengan sunnah RasulNya Shalallahu 'Alaihi wa Sallam .Apakah kita akan menyibukkan manusia dengan politik ???Padahal keadaan umat seperti ini ???Mengapa manusia tertipu dengan slogan ini , padahal jika mansuia belajar dien, maka dengan sendirinya manusia akan menolak yang berasal dari luar agamanya.

Contohnya, ketika mereka mengakui bahwa syarat pemimpin Islam yang ideal adalah ilmu dan taqwa, mereka justru mengangkat Mujadidi sebagai pemimpin Afghanistan, hanya demi menyenangkan banyak pihak termasuk dunia barat.

Hal itu diungkapkan oleh Abdullah Al-Azham dalam majalah Al-Jihad nomor 52 maret 1989 : "Mujadidi adalah profil pemimpin ideal menurut dunia Internasional khususnya barat. Hal itu akan memuluskan jalan Afghanistan untuk menjadi negara yang diakui di dunia secara formal....." (At-Thoriq 214) juga akan kita dapati, bahwa para pengikut gerakan Ikhwanul Muslimin lebih banyak berbicara dan mengulas tentang politik daripada aqidah, dalam majalah, buku-buku bahkan di podium-podium, sampai-sampai dikala menyampaikan khotbah jum'at."

Masih banyak lagi penyimpangan dakwah Ikhwanul Muslimin yang tak mungkin dirinci disini satu persatu. Semuanya sudah banyak diulas ulang oleh para ulama ahlul Hadits. Yang jelas, gerakan ini turut membidani kelahiran berbagai gerakan sejenis di berbagai negara. Di Libanon seperti At-Tauhid, di Palestina Hammas, di Mesir Jama'ah Islamiah, di Aljazair FIS, di Malaysia Darul Arqom, di Indonesia seperti NII (Negara Islam Indonesia) yang sebelumnya dikenal dengan Darul Islam atau DI TII, Al-Usroh, Komando Jihad, JAMUS (Jama'ah Muslimin), dan lain-lain.

[Disalin dari tulisan Membongkar Kesesatan Dan Penyimpangan Gerakan-Gerakan Islam, Penulis Abu Ihsan Al-Atsari Al-Medany, Ta'liq Abu Unaisah Al-Atsary dan Ibnu Bilal Al-Banyuwangi]
Sumber: www.almanhaj.or.id

34 comments:

  1. bagi saya, sebagian salafi adalah para pengkhianat islam, anda lebih senang memecah belah ummat, anda sepertinya mengatakan "harakah harakah islam yang ada kebanyakannya sesat dan cuma salafi yang betul", padahal banyak sekali pengkhianatan yang kalian lakukan, jika kalian memang benar, coba ganti pemerintahan arab saudi yang kerajaan menjadi pemerintahan yang islam, bahkan anda membiarkan kemaksiatan dan perpecahan ummat ini semakin parah.

    jika memang mereka semua salah dalam pandangan anda, tolong anda menjadi guru bagi kami semua, jangan anda jadi hakim seolah olah anda adalah perwakilan Allah di dunia, yang berani mengatakan suatu kaum sesat dan pasti masuk neraka, anda telah sangat keterlaluan, padahal pengadilan Allah itu belum datang.
    jangan jangan anda yang akan masuk neraka wahai para salafi.

    sebagai pribadi saya setuju dengan ajaran salafi, tapi tidak untuk mem vonis seseorang sesat, apalagi fatwa fatwa keji.

    padahal dahulu bani suud termasuk yang telah berkhianat kepada pemerintahan islam yang sah, dan masih ada khilafah. tapi mereka berkhianat dan memisahkan diri dari pemerintahan khilafah, dan sekarang kalian para salafi menjadi penerus mereka yang akan selalu merusak dan menghancurkan ummat.

    kembalikan khilafah jika kalian orang yang benar!
    saya tidak yakin kalian akan mampu, karena dibalik ajaran kalian yang baik, terdapat manusia manusia pengkhianat, yang lebih mementingkan kehidupan dunia, bahkan kalian lebih suka menjadikan barat dan kafir serta yahudi menjadi kawan, daripada menjadikan sesama muslim sebagai kawan. dan kalian "menendang" ummat islam yang lain menjauh dari kalian.
    muslim apa kalian ini..???

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin anda belum mengetahui apa itu salafy. Salafy bukanlah suatu kelompok atau organisasi. Salafy adalah suatu metode pemahaman berdasarkan pemahaman generasi awal Islam yang soleh, pemahaman generasi Rasulullah dan sahabat, tabiin dan tabiut tabiin yang telah diwasiatkan oleh Rasulullah untuk diikuti jika anda ingin selamat dlm beragama. Jika anda beragama berdasarkan apa yg dipahami oleh generasi awal Islam tersebut (yang tentunya harus berlandaskan dalil yang menyambung ke mrk) mk anda adalah seorg salafy. Fatwa yang anda vonis keji itu adalah fatwa yang dibangun berdasarkan dalil dari pemahaman generasi awal Islam.

      Jika anda punya pemikiran atau bantahan lain, silahkan anda tulis dan bangun berdasar dalil ilmiah yang dipahami para generasi awal Islam. Anda salah menuding wahai saudara. Salafy bukanlah kelompok tertentu yang mempunyai markas ataupun pemimpin yang diangkat ataupun diturunkan. Sekali lagi, jika anda beragama sesuai apa yang dipahami oleh gnerasi awal Islam yang soleh, pemahaman generasi Rasulullah dan sahabat, tabiin dan tabiut tabiin > Maka anda adalah seorang salafy.

      Delete
    2. sepertinya jelas banget dan ilmiah deh tulisan ini, sedangkan komen yg membantah cuma caci maki, tudingan, cercaan. pakai otak dong. Bantah kalu ente benar!! Semangat akhi abi, tetap suarakan kebenaran! ana dukung!! ALLAHUAKBAR

      Delete
    3. jangan menhujat saudaraku mari berfastabiul khairat

      Delete
    4. setujuuu, jangan menghujat, artikel ilmiah ini bantah secara ilmiah dong, jangan menghujat bisanya, teruskan bung abi!

      Delete
  2. Dasar Salafy bisanya menganggap dirinya paling benar tapi ujung ujungnya juga kekuasaan semata ,kita itu sama sama berjuang saudaraku biarlah kita menggunakan metode sendiri sendiri tapi tujuan kita sama kejayaan islam dimuka bumi ini, jangan bisanya cuman mencela-mencela dan mencela

    ReplyDelete
    Replies
    1. fatwa ilmiah kok dibilang mencela.. bantah secara ilmiah juga kalau memang kebenaran di pihak anda.

      Delete
  3. Jangan menganggap dirinya paling benar saudaraku, kita juga dasarnya semua sama al quran dan sunah saudaraku bukan yang lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. anda bukan salafy? terus anda memahami Quran dan Sunnah melalui pemahaman siapa? bukan pemahaman generasi awal Islam? Terus pemahaman siapa? Pemahaman diri sendiri? atau pemahaman orang yang tdk anda tahu mengambil dalill darimana? Islam ini bukan agama angan-angan dan mereka-reka pak!

      Delete
    2. Memahami alquran dan sunnah lewat ulama2 sholeh dong, gak harus dari org2 yg ngaku2 salafi tapi konsep alwala wal baro nya kebalik2.

      Delete
    3. kalo gitu hubungi ulama anda dan bantah fatwa ilmiah ini dengan ilmiah, kayanya ga akan mampu, karena ini fakta yang disajikan. Jadi pembelaan diri mereka ya cuma membabi buta ngoceh ga berdalil dan menghujat aja. Inget bung, ada akhirat. Ga takut anda ngomong tanpa dasar?

      Delete
  4. Salapi salapi, gw salut kalo bicara sunnah tapi kalo bicara politik pengen gw cincang otaknya. seenaknya aja mentafsirkan ulil amri sekehendak hati syecéh2 mereka. Bani saud dan sby udah jelas2 jongos penjajah dianggap ulil amri tapi mursi yg lebih jelas keimanannya dikudeta.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syafakallah (Semoga Allah menyembuhkan anda).

      Delete
    2. Sebetulnya siapa yg sakit? Gw yg komen fakta apa adanya atau segerombolan orang yg ngaku paling nyunnah tapi menggembosi org2 yg memperjuangkan agama baik lewat demokrasi atau dgn jln perang. Sedangkan syech2 kalian hidup nyaman dlm lindungan banisaud jongos penjajah.

      Delete
    3. Menurut gw sih, yg sakit itu org yg gak mampu menerima fakta sehingga yg komen berlawanan akan dihapus.

      Delete
  5. Menurut analisa saya, artikel ini sangat ilmiah, dan sepertinya bukti-bukti dan dalilnya tidak mampu dibantah. Ulama lebih paham soal akidah. Ghiroh/semangat saja tanpa disertai ilmu memang bisa menyeret pada kebodohan dan kesesatan. Blog ini sangat bagus, membuka paradigma saya. Jazakallahu khairan saudara Abi Zam!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ilmiah versi siapa? versi kaum salah fikir mungkin. pantesan aja gak suka pemimpin sholeh yg terpilih secara demokratis lebih milih diktator jongos penjajah. Btw sby terpilih secara demokratis juga dianggap ulil amri. Mungkin karena sby bukan IM kalee....

      Delete
    2. Sudahlah wahai akhi, bantah pakai tulisan saja, jangan gini.. keliatan kurang intelek.

      Delete
  6. Maha suci Allah yg telah membedakan yg haq dan batil. Perang di afghanistan telah membuka kedok negara2 kafir amerika dan antek2nya. Perang di iraq dan suriah telah membuka mata umat islam akan kesesatan syiah dan kudeta mesir telah menelanjangi seperti apa sebetulnya salapi. Kebencian salapi terhadap IM membuat salapi memilih seorang diktator jongos syiah dan yahudi menjadi ulil amri ketimbang mursi yg hafidz alquran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudahlah wahai akhi, bantah pakai tulisan saja, jangan gini.. keliatan kurang intelek.

      Delete
    2. sessungguhnya pelaku bid'ah dari kalangan muslimin akan diusir oleh Rasul dari sungai alkautsar kelak di padang mahsyar, tidak diberi bagian dari minuman yang menjadi pelega dahaga kelak disana. Bertobatlah wahai saudaraku!

      Delete
    3. Demokrasi itu bid'ah katanya, tapi pemimpin hasil demokrasi adalah ulil amri walaupun dzolim. Apa bedanya dengan memgatakan babi itu haram tapi produk turunannya halal. Contoh tu alqaeda yg mengharamkan demokrasi dan berjuang keras untuk menghilangkannya walaupun dibenci dan dianggap khawarij dan kilabunnar oleh syech2 yg kehidupan sehari2nya disubsidi bani saud jongos penjajah.

      Delete
    4. kelihatan sekali jauh dari ilmu si anonynous ini, qiyas nya saja sembarangan, kaidah yg ngaco.. hei anonymous, dengar ini dan kaji dg akal anda yg sempit itu: Babi haram, tp dlm keadaan darurat untuk mempertahankan hidup, maka memakan babi tidak mengapa, demi maslahat yang lebih besar. Belajar dululah sebelum berani komen, kelihatan sekali dungu-nya anda!

      Delete
    5. Jadi demokrasi haram tapi boleh dong dipake dalam keadaan darurat?? Pasti elu setuju dong karena kemaslahatannya lebih besar jika partai islam menang. Lagian salapi gak setuju kan dengan cara2 alqaeda.

      Delete
    6. Ndul, bantah aja komen gw yg paling atas jika salah kerahkan seluruh dalil yg kalian punya ketimbang trus menerus triak bid'ah. Sekalian gw pengen tau hujjah dan dalil geng salapi yg lebih memilih berselingkuh dengan fir'aun sisi ketimbang berjuang menegakkan syariat islam bersama mursi yg IM.

      Delete
    7. Kalo gak dibantah apalagi dihapus hanya akan menegaskan siapa sebetulnya yg dungu.

      Delete
    8. Mana bantahannya nih, katanya semua berdasarkan pemahaman salafus shalih. Kalo memang ada dalilnya boleh bughot kalo IM jadi ulil amri, gw gabung dah ke salapi.

      Delete
    9. demokrasi tak haram malah ada ustaz berkata pada saya perpisahan islam dengan urusan dunia boleh menyebabkan islam rosak seperti benda haram boleh dihalalkan....

      Delete
  7. Wow, komen gw dihapus. Kalo salah dibantah aja keluarkan semua hujjah dan dalilnya. Kalo maen apus aja udah sanah pake cadar dulu.

    ReplyDelete
  8. Afwan saudara yang akan comment di artikel ini, jika anda seorang mukmin maka mohon diperhatikan: Rasulullah bersabda,"Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk." (HR. Bukhari dan Al Hakim)

    Cobalah untuk ilmiah, tidak mengumpat, mengutuk, berkata keji dan busuk. Jika anda punya argumen ilmiah, silahkan sertakan referensi anda. Bukan berdasar prasangka tidak berdalil, karena prasangka adalah perkara yang paling bohong dan ditunggangi oleh syaitan. Pakai referensi dan dalil.

    Sekali lagi diingat bahwa Rasulullah bersabda,"Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk." (HR. Bukhari dan Al Hakim).

    Wassalamu'alaikum.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg gw ungkapkan disini adalah fakta yg gw tangkap pakai akal sehat saya jika ada yg salah silahkan dibantah, keluarkan dalil2 yg kalian punya. Mungkin bagi kalian kata2nya agak kasar tapi itu ungkapan kejengkelan gw terhadap gerombolan yg ngaku paling nyunnah tapi terlihat menggembosi perjuangan umat baik lewat siyasah maupun perang. Seidaknya diam lebih baik ketimbang membuat permusuhan.

      Delete
  9. Taon baru, ulil amrinya gerombolan berkedok pemahaman salafus shalih membunuh muslim 'terduga teroris' .

    ReplyDelete
  10. Ibnu Rajab Al Hanbaly menukil keterangan sebagian ulama Salafus Shalih bahwa dikatakan kepadanya : “Bolehkah seseorang yang mempunyai ilmu tentang As Sunnah membantah ahli bid’ah?” Ia menjawab : “Tidak! Tapi hendaknya ia menerangkan As Sunnah itu kalau diterima itu lebih baik baginya dan jika tidak maka (sebaiknya) ia diam saja (jangan berdebat, ed.).” (Bayanu Fadlli Ilmis Salaf ala Ilmil Khalaf halaman 36)

    Maka dari itu, saya berkata pada kalian bahwa petunjuk telah disampaikan. Jika anda tidak suka dan memilih berpaling, silahkan. Saya tidak akan memberi lagi bantahan atau penjelasan bertele-tele lagi dengan orang jahil yang suka berdebat.

    Wassalamualaikum.

    ReplyDelete