Tuesday, November 1, 2016

Hukum Haramnya Demonstrasi - Menanggapi Aksi Demo Umat Islam Indonesia




FATWA ULAMA DARI MASJID NABAWI TENTANG PERTANYAAN TERKAIT DEMO TANGGAL 4 NOVEMBER 2016 DI JAKARTA

Fatwa Ulama Besar Ahlus Sunnah, Ahli Hadits Kota Madinah Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-'Abbad hafizhahullah:

قَالَ: رَئِيْسُ مَدِيْنَةِ جَاكَارْتَا يَسْتَهْزِئُ بِالْقُرْآنِ وَعُلَمَاءِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَهُوَ نَصْرَانِيٌ، وَفِي رَابِعِ نُوْفِمْبَر: سَتُقَامُ الْمُظَاهَرَةِ لِطَلَبِ الْمَحَاكَمَةِ. هَلْ يَجُوْزُ لَنَا الْخُرُوْجُ؟ عِلَمًا بِأَنَّهُ كَافِرٌ لاَ بَيْعَةَ لَهُ، وَالْمُظَاهَرَةُ يُرَاعَى فِيْهَا الأَدَبُ، وَعَدَمُ إِفْسَادِ الْمَرَافِقِ الْعَامَّةِ.
[قَالَ الشَّيْخُ]: الْمُظَاهَرَاتُ وَالْمُشَارَكَةُ فِيْهَا: غَيْرُ صَحِيْحٍ، وَلٰكِنْ يَعْمَلُوْنَ مَا يُمْكِنُهُمْ مِنْ غيْرِ الْمُظَاهَرَاتِ؛ يُكْسِبُوْنَ وَيَذْهَبُوْنَ يَعْنِيْ يَذْهَبُ أُنَاسٌ لِمُرَاجَعَةِ الْمَسْؤُوْلِ الأَكْبَرِ...

Penanya berkata: 

Gubernur Kota Jakarta melecehkan Al-Qur’an dan Ulama kaum muslimin, dia seorang Nashrani. Dan pada tanggal 4 November akan diadakan Demonstrasi untuk meminta agar dia dihukum. Bolehkah kita ikut keluar (berdemo)?
Dan untuk diketahui bahwa dia adalah orang kafir, yang tentunya kita tidak wajib untuk membai’atnya. Dan dalam Demonstrasi tersebut akan dijaga adab-adabnya dan tidak ada perusakan terhadap fasilitas-fasilitas umum.


• Fadhilatusy Syaikh menjawab:

“Demonstrasi dan ikut serta di dalamnya: TIDAK DIBENARKAN.
Akan tetapi mereka (kaum muslimin) bisa melakukan usaha dengan (mengutus) beberapa orang untuk pergi menasihati pimpinan terbesar (Presiden).”

[Ditanyakan oleh sebagian Mahasiswa Madinah -yang kami cintai karena Allah-, pada waktu Maghrib, 31 Oktober 2016 M (semoga Allah membalas semuanya dengan kebaikan)]

acc:
Sofyan Chalid bin Idham Ruray
-Abu Fatah ibnu Iman-
══════ ❁✿❁ ══════


RINGKASAN FATWA ‘ULAMA AHLUS SUNNAH TENTANG HARAMNYA DEMONSTRASI*

1. Asy-Syaikh ‘Abdil ‘Azîz Ibnu Bâz rohimahullôh berkata (Mufti Saudi Arabiya):

أُوصِي العُلَمَاءَ وَجَمِيْعَ الدُّعَاةِ وَأَنْصَارَ الحَقِّ أَنْ يَتَجَنَّبُوا المَسِيْرَاتِ *وَالمُظَاهَرَاتِ الَّتِي تَضُرُّ الدَّعْوَةَ وَلَا تَنْفَعُهَا، وَتُسَبِّبُ الفُرقَةَ بَيْنَ المُسْلِمين وَالفِتْنَةُ بَينَ الحُكَّامِ وَالمَحْكُومِيْنَ.*

"Aku wasiatkan untuk segenap para ‘Ulama, seluruh du’at, dan para pembela kebenaran *untuk menjauhinya demontrasi yang dimana hal tersebut memberikan kemudhorotan kepada dakwah serta tidak memberikan manfaat pada dakwah, (Demo) juga menyebabkan perpecahan diantara kaum muslimin dan fitnah diantara penguasa dan rakyat."



2. Asy-Syaikh Muhammad bin Shôlih Al-‘Utsaimîn rohimahullôh mengatakan (Anggota Kibar ‘Ulamâ):

*فَالمُظَاهَرَاتِ كُلُّهَا شَرٌّ، سَوَاءٌ أَذِنَ فِيْهَا الحَاكِمُ أَوْ لَمْ يَأْذَنْ.*

"Semua bentuk Demonstrasi adalah kejelekan, sama saja apakah hal tersebut diidzinkan penguasa maupun tidak.” [Lihat “Liqô Bâb Al-Maftûh” (18/179)]



3. Asy-Syaikh Al-Albâni rohimahullôh mengatakan (Ahli Hadits negeri Syâm):

*أَقُولُ عَنْ هَذِهِ المُظَاهَرَاتِ لَيْسَتْ وَسِيْلَةٌ إِسْلاَمِيَّةٌ* تُنْبِئُ عَنِ الرِّضَا أَو عَدَمِ الرِّضَا مِنَ الشُّعُوبِ المُسْلِمَةِ، لَأَنَّ هُنَاكَ وَسَائِل أُخْرَى بِاستِطَاعَتِهِمْ أَن يَسْلُكُوهَا.

"Aku katakan tentang demonstrasi ini bukanlah wasilah islamiyyah*; yang menggambarkan tentang keridhoan maupun ketidak ridho’an dari rakyat muslim, karena disana masih ada wasilah yang masih mungkin untuk ditempuh dengannya"

Beliau juga berkata:

هَذِهِ التَّظَاهُرَاتُ الأُرُوبِيَّةُ ثُمَّ التَّقْلِيْدِيَّةُ مِنَ المُسلِمِينَ، لَيسَتْ وَسِبْلَةٌ شَرْعِيَّةٌ لِإِصْلاَحِ الحُكْمِ وَبِالتَّالِي إِصْلاِحِ المُجْتَمَعِ.

Demonstrasi ala Eropa ini yang kemudian juga ditiru oleh kaum Muslimin, bukanlah wasilah syar’iyyah untuk  memperbaiki hukum dan masyarakat.


4. Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî Al-Wâdi’î rohimahullôh mengatakan (Ahli Hadits negeri Yaman):
*المُظَاهَرَاتُ طَاغُوتِيَّةٌ فِي شَوَارِعِ صَنْعَاء، فَواللهِ لَقَدْ أَهَانُوا الإِسْلاَمَ*.

Demonstrasi adalah thoghút; yang terjadi di jalan-jalan Shon’a, demi Allôh mereka telah menghinakan Islam.” [Lihat “Ghôrotul Asyrithoh” (2/152)]

Beliau rohimahullôh mengatakan:
*المُظَاهَرَاتُ تَقْلِيْدٌ لِأَعْدَاءِ الإِسْلاَمِ*.

“Demonstrasi adalah taqlid terhadap musuh-musuh Islam.” [Lihat “Ghôrotul Asyrithoh” (2/152)]



5. Asy-Syaikh Shôlih Al-Fauzân hafidzohullôh mengatakan (Anggota Lajnah Dâimah dan Kibar ‘Ulama):
فَلَيْسَ الحَلُّ فِي أَنْ تَكُونَ مُظَاهَرَاتٌ أَو اعْتِصَامَاتٌ او تَخْرِيبٌ وَهَذَا لَيْسَ حَلُّ، *هَذَا زِيَادَةُ شَرٍّ* وَلَكِنْ الحَلَّ مُرَاجَعَةُ المَسْؤُليِنَ وَمُنَاصَحَتُهُمْ وَبَيَانُ الوَاجِبِ علَيهِمْ لَعَلَّهُم أَن يُزِيلُوا هَذَا الضَّرَرَ.

Bukanlah jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan dengan demo, unjuk rasa atau aksi anarkis, ini bukanlah solusi. *Bahkan hal itu semakin menambah kejelekan*, akan tetapi solusinya adalah mengingatkan pejabat serta mensaehati mereka dan menjelaskan apa yang menjadi kewajiban mereka untuk menuntaskan masalah ini.” [Dinukil dari “Al-Ajwibah Al-Mufîdah” (soal no.99)]


6. Asy-Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-‘Abbâd hafidzohullôh berkata (Mantan Ketua Jâmi’ah Islamiyyah di Madinah dan Pengajar di Masjid Nabawi):
لاَ أَعْلَمُ فِي الشَّرْعِ يَدُلُّ عَلى جَوَازِ المُظَاهَرَاتِ الَّتِي اسْتَوْرَدَهَا كَثِيْرٌ مِنَ المُسْلِمِيْنَ مِن بِلَادِ الغَرْبِ وَقَلَّدُوهُمْ فِيْهَا.

Aku tidaklah mengetahui dalam syari’at ini yang menunjukkan tentang bolehnya demo yang diambil kebanyakan  kaum muslimin dari negeri barat dan mereka pun meniru hal ini.” 
Beliau juga ditanya:
 هَلْ يُمْكِنُ القَولَ بِأَنَّ المُظَاهَرَاتِ وَالمَسِيْرَاتِ تُعْتَبَرُ مِنَ الخُرُوجِ عَلَى وَلِيِّ الأَمْرِ؟

Apakah mungkin bisa mengatakan bahwa demonstrasi dan turun ke jalan-jalan termasuk dari khuruj (memberontak) kepada waliyul amr?
Beliau menjawab:
لاَ شَكَّ أَنَّهَا مِنْ وَسَائِلِ الخُرُوجِ، بَلْ هِيَ مِنَ الخُروجِ لَا شَكَّ.

Tidaklah diragukan bahwa hal tersebut termasuk dari wasilah khuruj, bahkan itu sendiri adalah khuruj tanpa ada keraguan".

7. Asy-Syaikh Shôlih bin Muhammad Al-Luhaidân hafidzohullôh mengatakan (Anggota Kibar ‘Ulama):
*المُظَاهَرَاتُ إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُ الجَاهِلِيَّةِ مَا أَنْزَلَ اللهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانِ.*

“Demonstrasi sesungguhnya adalah amalan jahiliyyah yang tidaklah Allôh menurunkan hujjah dengannya.”

Beliau juga berkata:
*المُظَاهَرَاتُ وَالمَسِيْرَاتُ لاَ تَصْلُحُ لِنَصُرْةِ الحَقِّ، وَلاَ لِإِذْلَالِ بَاطِلٍ،* وَإِنَّمَا نُصْرَةُ الحَقِّ بِالتَّمَسُّكِ بِالحَقِّ،  وَإِذْلاَلِ البَاطِلِ إِنَّمَا هُوَ بِالقِيَامِ بِتَعْظِيْمِ الحَقِّ وَشَعَائِرِ الدِّيْنِ.

Sesungguhnya Demontrasi dan aksi turun ke jalan bukanlah cara untuk menolong kebenaran dan tidak pula melenyapkan kebathilan, akan tetapi menolong kebenaran itu diwujudkan dengan berpegang teguh dengan alhaq dan melenyapkan kebathilan dengan menegakkan pengagungan kebenaran dan syi’ar-syi’ar agama.” [Jaridah Riyâdh (11/9/1424)] 


8. Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Azîz Ar-Rôjihi hafidzohullôh berkata (Pengajar di Universitas Islamiyyah Imam Muhammad bin Sa’ud):
*المُظَاهَرَاتُ هَذِهِ لَيْسَتْ فِي السُّبُلِ المَشْرُوعَةِ، بَلْ هِيَ مِن أَعْمَالِ غَيْرِ المُسْلِمِينَ، وَمِنْ أَسْبَابِ الفَوضَى وَالإِضْطِرَابَاتِ.*

Demonstrasi ini bukanlah metode yang disyari’atkan, bahkan itu adalah termasuk dari amalannya non muslim, dan (hal tersebut) merupakan sebab kekacauan dan kegaduhan.” [dari “Syarhul Mukhtâr fie Ushûlis Sunnah” (hal.376)]


9. Syaikhuná Yahyâ bin ‘Alî Al-Hajûri hafidzohullôh berkata (‘Ulama Kibar Negeri Yaman):
*المُظَاهَرَاتُ مُحَرَّمَةٌ، وَتَشَبُّهٌ بِالكُفَّارِ.*

Demonstrasi adalah harom, dan tasyabbuh dengan orang-orang kafir.  [Disadur dari rekaman: “Tahdzîr Ahlil Imân wal Hikmah” (menit:04:59)]


Diringkas dari kitab:
“Fatâwâ wa bayânât Kibâr ‘Ulamâ fie Hukmil Mudzôharôt wal I’tishômât wal Idhrôbât” oleh Asy-Syaikh ‘Abdurrohmân bin Sa’ad Asy-Syatsrî.
Diringkas: Abu Muhammad Fuad Hasan bin Mukiyi.
Republished: Abu Fatah ibnu Iman
------------------------