Thursday, April 12, 2012

Kesesatan Sufi - Tasawuf : Aqidah Sesat yang Merajalela di Indonesia

Bashrah, sebuah kota di negeri Irak, merupakan tempat kelahiran pertama bagi Tasawuf dan Sufi. Yang mana (di masa tabi’in) sebagian dari ahli ibadah Bashrah mulai berlebihan dalam beribadah, zuhud dan wara’ terhadap dunia (dengan cara yang tidak pernah dicontohkan/diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam), hingga akhirnya mereka memilih untuk mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba (Shuuf). Meski kelompok ini tidak mewajibkan tarekatnya dengan pakaian semacam itu, namun atas dasar inilah mereka disebut dengan Sufi, sebagai nisbat kepada Shuuf.

Oleh karena itu, lafazh Sufi ini bukanlah nisbat kepada Ahlush Shuffah yang ada di zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, karena nisbat kepadanya dinamakan Shuffi, bukan pula nisbat kepada shaf terdepan di hadapan Allah Ta’ala, karena nisbat kepadanya dinamakan Shaffi, bukan pula nisbat kepada makhluk pilihan Allah karena nisbat kepadanya adalah Shafawi dan bukan pula nisbat kepada Shufah bin Bisyr (salah satu suku Arab), walaupun secara lafazh bisa dibenarkan, namun secara makna sangatlah lemah, karena antara suku tersebut dengan kelompok Sufi tidak berkaitan sama sekali.

Para ulama Bashrah yang mendapati masa kemunculan mereka, tidaklah tinggal diam. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Asy Syaikh – Al Ashbahani rahimahullah dengan sanadnya dari Muhammad bin Sirin rahimahullah bahwasanya telah sampai kepadanya berita tentang orang-orang yang mengutamakan pakaian yang terbuat dari bulu domba, maka beliau pun berkata: Sesungguhnya ada orang-orang yang mengutamakan pakaian yang terbuat dari bulu domba dengan alasan untuk meneladani Al Masih bin Maryam ! Maka sesungguhnya petunjuk Nabi kita lebih kita cintai (dari/dibanding petunjuk Al-Masih), beliau Shallallahu alaihi wassalam biasa mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan katun dan yang selainnya. (Diringkas dari Majmu Fatawa, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Juz 11, hal. 6,16 ).


Siapakah Peletak/Pendiri Tasawuf ?

Ibnu Ajibah seorang Sufi Fathimi, mengklaim bahwasanya peletak Tasawuf adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sendiri. Yang mana beliau –menurut Ibnu Ajibah – mendapatkannya dari Allah Ta’ala melalui wahyu dan ilham. Kemudian Ibnu Ajibah berbicara panjang lebar tentang permasalahan tersebut dengan disertai bumbu-bumbu keanehan dan kedustaan. Ia berkata: "Jibril pertama kali turun kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan membawa ilmu syariat, dan ketika ilmu itu telah mantap, maka turunlah ia untuk kedua kalinya dengan membawa ilmu hakikat. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun mengajarkan ilmu hakikat ini pada orang-orang khususnya saja. Dan yang pertama kali menyampaikan Tasawuf adalah Ali bin Abi Thalib Radiyallahu anhu, kemudian Al Hasan Al Bashri rahimahullah menimba darinya. (Iqazhul Himam Fi Syarhil Hikam, hal.5 dinukil dari At Tashawwuf Min Shuwaril Jahiliyah, hal. 8).

Asy Syaikh Muhammad Aman Al Jami rahimahullah berkata: "Perkataan Ibnu Ajibah ini merupakan tuduhan keji lagi lancang terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia menuduh dengan kedustaan bahwa beliau menyembunyikan kebenaran. Dan tidaklah seseorang menuduh Nabi dengan tuduhan tersebut, kecuali seorang zindiq yang keluar dari Islam dan berusaha untuk memalingkan manusia dari Islam jika ia mampu, karena Allah Ta’ala telah perintahkan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk menyampaikan kebenaran tersebut dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ

“Wahai Rasul sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu oleh Rabbmu, dan jika engkau tidak melakukannya, maka (pada hakikatnya) engkau tidak menyampaikan risalah-Nya.” (QS Al-Maidah 5:67)

Beliau juga berkata: "Adapun sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim rahimahullah dari hadits Abu Thufail Amir bin Watsilah Radiyallahu anhu ia berkata: Suatu saat aku pernah berada di sisi Ali bin Abi Thalib Radiyallahu anhu, maka datanglah seorang laki-laki serayususan Ahlul Bait dengan sesuatu dari ilmu dan agama, maka ini merupakan pemikiran yang diwarisi oleh orang-orang Sufi dari pemimpin-pemimpin mereka (Syi’ah). Dan benar-benar Ali bin Abi Thalib Radiyallahu anhu sendiri yang membantahnya. Ada yang bertanya: Apa yang pernah dirahasiakan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepadamu? Maka Ali pun marah lalu mengatakan: "Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam belum pernah merahasiakan sesuatu kepadaku yang tidak disampaikan kepada manusia! Hanya saja beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah memberitahukan kepadaku tentang empat perkara. Abu Thufail Radiyallahu anhu berkata: Apa empat perkara itu wahai Amirul Mukminin ? Beliau menjawab: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Allah melaknat seorang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat seorang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat seorang yang melindungi pelaku kejahatan, dan Allah melaknat seorang yang mengubah tanda batas tanah.” (At Tashawwuf Min Shuwaril Jahiliyyah, hal. 7-8).


Hakikat Tasawuf

Bila kita telah mengetahui bahwasanya Tasawuf ini bukanlah ajaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan bukan pula ilmu warisan dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu anhu, maka dari manakah ajaran Tasawuf ini?

Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata:  "Tatkala kita telusuri ajaran Sufi periode pertama dan terakhir, dan juga perkataan-perkataan mereka baik yang keluar dari lisan atau pun yang terdapat di dalam buku-buku terdahulu dan terkini mereka, maka sangat berbeda dengan ajaran Al Qur’an dan As Sunnah. Dan kita tidak pernah melihat asal usul ajaran Sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan juga dalam sejarah para shahabatnya yang mulia, serta makhluk-makhluk pilihan Allah Ta’ala di alam semesta ini. Bahkan sebaliknya, kita melihat bahwa ajaran Sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban Nashrani, Brahma, Hindu, ibadah Yahudi dan zuhud Buddha." (At Tashawwuf Al Mansya’ Wal Mashadir, hal. 28). [1]

Asy Syaikh Abdurrahman Al Wakil rahimahullah berkata: "Sesungguhnya Tasawuf merupakan tipu daya syaithan yang paling tercela lagi hina, untuk menggiring hamba-hamba Allah Ta’ala di dalam memerangi Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sesungguhnya ia (Tasawuf) merupakan topeng bagi Majusi agar tampak sebagai seorang Rabbani, bahkan ia sebagai topeng bagi setiap musuh (Sufi) di dalam memerangi agama yang benar ini. Periksalah ajarannya ! niscaya engkau akan mendapati padanya ajaran Brahma (Hindu), Buddha, Zaradisytiyyah, Manawiyyah, Dishaniyyah, Aplatoniyyah, Ghanushiyyah, Yahudi, Nashrani, dan Berhalaisme Jahiliyyah."


Beberapa Bukti Kesesatan Ajaran Tasawuf

1. Al Hallaj seorang dedengkot sufi, berkata : "Kemudian Dia (Allah) menampakkan diri kepada makhluk-Nya dalam bentuk orang makan dan minum". (Dinukil dari Firaq Mua’shirah, karya Dr. Ghalib bin Ali Iwaji, juz 2 hal.600).

Padahal Allah Ta’ala telah berfirman :

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Asy Syuura 26:11)

قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي

“Berkatalah Musa : Wahai Rabbku nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat-Mu. Allah berfirman: Kamu sekali-kali tidak akan sanggup melihat-Ku.” (yakni di dunia-pen) … (QS Al-A’raaf 7:143)



2. Ibnu Arabi, tokoh sufi lainnya, berkata: "Sesungguhnya seseorang ketika menyetubuhi istrinya tidak lain (ketika itu) ia menyetubuhi Allah!" (Fushushul Hikam).[3]


Betapa kufurnya kata-kata ini …, tidakkah orang-orang Sufi sadar akan kesesatan gembongnya ini?!


3. Ibnu Arabi juga berkata : "Maka Allah memujiku dan aku pun memuji-Nya, dan Dia menyembahku dan aku pun menyembah-Nya". (Al Futuhat Al Makkiyyah).[4]

Padahal Allah Ta’ala telah berfirman:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat 51:56)

إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا

“Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Allah Yang Maha Pemurah dalam keadaan sebagai hamba.” (QS Maryam 19: 93)


4. Jalaluddin Ar Rumi, seorang tokoh sufi yang kondang berkata : "Aku seorang muslim, tapi aku juga seorang Nashrani, Brahmawi, dan Zaradasyti, bagiku tempat ibadah sama … masjid, gereja, atau tempat berhala-berhala." [5]


Padahal Allah Ta’ala berfirman :

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Ali Imran 3:85)



5. Pembagian ilmu menjadi Syari’at dan Hakikat, yang mana bila seseorang telah sampai pada tingkatan hakikat berarti ia telah mencapai martabat keyakinan yang tinggi kepada Allah Ta’ala, oleh karena itu gugurlah baginya segala kewajiban dan larangan dalam agama ini.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : "Tidak diragukan lagi oleh ahlul ilmi dan iman bahwasanya perkataan tersebut termasuk sebesar-besar kekafiran dan yang paling berat. Ia lebih jahat dari perkataan Yahudi dan Nashrani, karena Yahudi dan Nashrani beriman dengan sebagian dari isi Al Kitab dan kafir dengan sebagiannya, sedangkan mereka adalah orang-orang kafir yang sesungguhnya" (karena mereka berkeyakinan dengan sampainya kepada martabat hakikat, tidak lagi terkait dengan kewajiban dan larangan dalam agama ini, pen). (Majmu’ Fatawa, juz 11 hal. 401).



6. Dzikirnya orang-orang awam adalah La Illaha Illallah, sedangkan dzikirnya orang-orang khusus dan paling khusus / Allah, / Huu, dan / Aah saja.

Padahal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
”Sebaik-baik dzikir adalah La Illaha Illallah.” (H.R.Tirmidzi, dari shahabat Jabir bin Abdullah Radiyallahu anhu, dihasankan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jami’, no. 1104).[6]

Syaikhul Islam rahimahullah berkata : "Dan barangsiapa yang beranggapan bahwa La Illaha Illallah dzikirnya orang awam, sedangkan dzikirnya orang-orang khusus dan paling khusus adalah/Huu, maka ia seorang yang sesat dan menyesatkan".. (Risalah Al Ubudiyah, hal. 117-118, dinukil dari Haqiqatut Tashawwuf, hal. 13)



7. Keyakinan bahwa orang-orang Sufi mempunyai ilmu Kasyaf (dapat menyingkap hal-hal yang tersembunyi) dan ilmu ghaib.

Allah Ta’ala dustakan mereka dalam firman-Nya:

قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ

“Katakanlah tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui hal-hal yang ghaib kecuali Allah.” (QS An-Naml 27:65)



8. Keyakinan bahwa Allah Ta’ala menciptakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari nuur/cahaya-Nya, dan Allah Ta’ala ciptakan segala sesuatu dari cahaya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Padahal Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ

“Katakanlah (Wahai Muhammad), sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku …” (QS Al Kahfi 18:110).

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِن طِينٍ

“(Ingatlah) ketika Rabbmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku akan ciptakan manusia dari tanah liat.” (QS Shaad 38:71)


Wallahu A’lam bish Shawab.

Hadits palsu yang tersebar di kalangan umat

Hadits Abu Umamah
“Pakailah pakaian yang terbuat dari bulu domba, niscaya akan kalian rasakan manisnya keimanan di hati kalian.” (HR Al Baihaqi dlm Syu’abul Iman).

Keterangan: Hadits ini palsu karena di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang bernama Muhammad bin Yunus Al Kadimy. Dia seorang pemalsu hadits, Al Imam Ibnu Hibban berkata : Dia telah memalsukan kira-kira lebih dari dua ribu hadits. (Lihat Silsilah Al Ahadits Adh Dhoifah Wal Maudhu’ah, no:90)

Catatan kaki :
[1][2] Dinukil dari kitab Haqiqatut Tashawwuf karya Asy Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al Fauzan, hal.7
[3][4][5] Dinukil dari kitab Ash Shufiyyah Fii Mizanil Kitabi Was Sunnah karya Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, hal. 24-25.
[6] Lihat kitab Fiqhul Ad Iyati Wal Adzkar, karya Asy Syaikh Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Badr, hal.173.

[Dikutip dari Buletin Islam Al Ilmu Edisi 46/III/I2/1425, diterbitkan Yayasan As Salafy Jember. Judul asli “Hakekat Tasawuf dan Sufi”. Penulis Al Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc. Dikirim oleh al Al Akh Ibn Harun via email]

68 comments:

  1. adam adam.......coba jalankan ajaran ajaran rosul,sunahnya dijalankan,jangan di baca doang,quran, hadistnya juga dipahami....baru belajar tasawuf.....tak perlu membaca buku buku tentang tasawuf,cukup alquran,hadist,dan sunahnya dilaksanakan semua.....nanti kamu akan tahu tasawuf itu dari mana ....

    ReplyDelete
  2. adam, hisablah dirimu sebelum menghakimi orang lain. musuh terbesar bukan diluar sana tapi di dalam dirimu sendiri.
    yg jelas dengan menghakimi orang lain seolah anda telah mengambil sifat Tuhan yg tahu membedakan mana yg sesat dn yg tidak.
    semua orang ingin baik, sufi pun ingin baik, apakah anda pernah dirugikan oleh mereka? kalaupun nanti anda msk neraka atau surga bukan karena mereka, karena diri anda sendiri.
    jadi uruslah diri sendiri, sucikan hati, nggak perlu menyalah nyalahkan org lain

    ReplyDelete
  3. ente berdua yang komen ini bner2 orang2 geblek ya...
    wong udah diberikan buktinya gitu, masih aja ngeles..
    untuk bung adam, ane dukung..

    ReplyDelete
  4. Pelajari Tasawuf - Sufi sedalam dalamnya dengan benar,jangan hanya sebelah mata...
    Dan siapa para wali-wali ALLAH ???
    Pelajari dan Fahami siapa mereka ???

    ReplyDelete
  5. Admin coba baca 13 GOLONGAN FAHAM SESAT BERATAS NAMA TASAWUF. http://www.putschy-nilakandi.com/2012/09/13-golongan-faham-sesat-beratas-nama.html

    ReplyDelete
  6. pengikut nabi muhammad. penyembah AllahMarch 22, 2013 at 1:48 AM

    Jangan mengkultuskan seseorang ! Rasulullah SAW tidak mau dikultuskan krn beliau takut umatnya memujinya berlebihan seperti Nasrani memuji Isa akhirnya memujanya.

    Wali Wali Allah? Nabi Adam Idris Nuh Hud dan ribuan nabi lain lebih tinggi derjatnya dibanding wali atau apalah namanya. Iman kpd Allah berarti iman kpd nabi nabi dan para Rasul. Bukan kpd Wali ! Jangan memuji Wali (atau siapa itu namanya saya tak peduli) berlebihan.

    Justru nabi Adam dll harus kita teladani dan kita ikuti Rasulullah Muhammad SAW . Bukan mengikuti Sufi.

    Tasawuf sama sekali gak ada dlm Al Qurandan saya gak pernah denger Rasulullah bersabda : "pelajarilah Tasawuf. Zuhud lah dgn cara Tasawuf." dll. Gak adaaaaa

    ReplyDelete
  7. pengikut Nabi Muhammad. penyembah AllahMarch 22, 2013 at 1:56 AM

    Lagi juga Tasawuf berkembang di Iran. Orang Persia emang gitu Majus Persia ga akan bisa hilang begitu saja.

    Islam lahir dan berkembang di Saudi Arabia. Jd teladani lah Saudi Arabia. Bukan Iran ! Karena Saudi jauh lebih murni Islamnya drpd Iran. Di Iran juga emg tempatnya sesat. Syiah is not Islam ! Islam just Islam gak ada aliran. Islam itu 1.

    AMALKAN APA YG ADA DI AL QURAN DAN SUNNAH RASULULLAH. JANGAN NEKO NEKO BELAJAR ILMU LAIN TASAWUF LAH APALAH KITAB INI LAH APA LAH

    GAUSAH NEKO NEKO PELAJARI KITAB LAIN LAIN. KITAB YG HARUS DIPELAJARI HANYA 2 AL QUR'AN & HADITS.

    ReplyDelete
    Replies
    1. belajar alqur'an dan hadist saja kagak kelar2, tambah tassawuf lagi, ntar dulu ya

      Delete
  8. Ini namanya bukan menghakimi !!! Tapi ini membeberkan fakta. Semangat bung Adam. Barokallah wa Jazakallahu khoiran.
    Setuju deh sama pengikut nabi muhammad dan penyembah Allah :) :)


    Sembahlah Allah dan taatilah Rasul. Kalo Rasulullah gak pernah ngajarin tasawuf ya gausah belajar Tasawuf ! Rasul bilang A ya ikutin A ! Rasul gak bilang B ya kita jangan ngelakuin dan memuji B !!! (B dibaca : tasawuf)

    ReplyDelete
  9. Salut kpd mas adam.sufi,tasawuf sesat dan menyesatkan.

    ReplyDelete
  10. Waduh....ini apa ya....
    Dulu tuh awal adanya islam ngga ada tuh ilmu fikih, akidah, tauhid, nahwu, tajwid, syariat, hakikat, makrifat dsbnya, semua satu yaitu islam....begitu juga dengan golongan2.....
    Lantas apakah anda mengaku golongan plg benar?
    Lantas apakah kita bisa meninjau ilmu sosial melalui ilmu matematik secara menyeluruh?
    Apakah islam itu Arab? Waduh....ini pernyataan parah..
    Apakah anda islam karena kelahiran atau pilihan sendiri? Bagaimana jika anda di lahirkan non islam?
    Apakah anda bisa mengatakan gajah dengan hanya memegang buntutnya?
    Apakah bisa anda mengatakan lebih menguasai ilmu Allah dengan al qur an dan hadits saja?
    Apakah bisa anda membuktikan kebenaran dengan hanya mengutip berita lain tanpa menjalani?

    Sabdoalit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syafakallah (semoga Allah menyembuhkan anda).

      Delete
    2. Semoga juga anda....mendapat limpahan rahmat, hidayah dan perlindungan dari Allah

      Delete
    3. Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam :
      “Sesungguhnya orang sebelum kalian dari ahli kitab telah berpecah-belah dalam 72 golongan, dan sungguh umat ini akan berpecah-belah menjadi 73 golongan; 72 golongan di dalam Neraka, dan satu di Syurga; yaitu Al-Jama'ah. (HR Abu Dawud)
      ”Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di tangan-Nya, akan berpecah umatku sebanyak 73 firqah (golongan), yang satu masuk Syurga dan yang lain masuk Neraka.” Bertanya para Sahabat: “Siapakah (yang tidak masuk Neraka) itu Ya Rasulullah?” Nabi menjawab: “Ahlussunnah wal Jamaah.” (HR. Thabrani & At Tirmidzi)
      Siapa Golongan yang selamat dari Api Neraka...?? Yang menjalankan Sunnah Rasulullah secara MURNI, tidak ditambah2 dan tidak dikurang2.....
      ISLAM berasal dari ARAB, karena Rasulullah berasal dari salah satu suku Quraisy (Bani Hasyim), dan Dienul (Agama) Islam bukan hanya untuk bangsa Arab, tapi untuk seluruh Umat Manusia......

      Saya lahir dari Orangtua yang KEJAWEN, jarang shalat, tidak bisa membaca Quran, dan jarang (bahkan tidak pernah) mengikuti sunnah2 Rasulullah dan petunjuk2 Rasulullah dlm segala hal.......
      TAPI saya berusaha untuk MENCARI TAU, mempelajari, mengikuti, dan memahami perintah2 Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam sesuai Islam yang HAQ (benar), dari Internet, TV, Buku atau Kitab, Alhamdulillah, saya TIDAK MENGIKUTI ORANG TUA SAYA YANG SESAT (KEJAWEN)........

      Sabda Rasulullah:
      "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan yang fitrah (suci, muslim, memeluk Islam), maka orang tuanya yg menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi." (Hadis Sahih Bukhari)

      Jika orang tua kita Non Muslim, kita wajib CARI TAU, apakah benar ajaran Orang Tua kita..??? Kalau ternyata Keluarga, Orangtua, sanak family, berada di jalan kesesatan, kita WAJIB, memberitahu mereka, bahwa mereka berada di jalan kesesatan, kelak diakhirat mereka termasuk golongan yang merugi..........Bukankah Allah telah menganugerahkan kita AKAL dan FIKIRAN, untuk menganalisa dan berfikir, apakah kita berjalan di atas kebenaran...?? (mengikuti agama yang benar)..??? Ingat, beragama bukan hanya Taklid (ikut2an), tapi harus didasarkan pada Aturan dan Cara beragama yang Benar.....
      Untuk memahami tentang ilmu2 Islam, Al Quran dan Sunnah kita WAJIB untuk belajar kepada AHLINYA, siapa mereka..??? Rasulullah sendiri, Para Shahabat Nabi, Tabi'in, dan Tabiut Tabi'in..... Karena Mereka adalah kaum SALAF (pendahulu), karena mereka di JAMIN KEBENARANNYA...
      Sabda Nabi:
      “Sebaik-baik umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-orang yang setelah mereka (generasi berikutnya / Tabi'in), lalu orang-orang yang setelah mereka (Tabiut Tabi'in.”
      (Shahih Al-Bukhari, no. 3650)
      Bahkan Allah memuji mereka:
      Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar (At Taubah, Ayat 100)
      Sudah menjadi KONSEKUENSI bagi kita (kalau kita mengaku beragama Islam), untuk mengikuti manhaj (Cara Beragama) yang benar (Haq), yaitu Cara beragama sesuai junjungan Kita Rasulullah, dan Para Sahabat Nabi....

      Delete
    4. Tidaklah engkau mengatakan demikian melainkan Engkau memusuhi wali Allah dan barang siapa memusuhi wali Allah maka dia sama dengan menyatakan perang kepada Allah

      Tidaklah engkau ketahui bahwasanya Nabi Khidir as adalah seorang sufi yang mempelajari tasawwuf. Tidaklah engkau melihat kenyataan tentang Khidir as? Apa yang dia punyai selain Allah? Sehingga karena kebaikan pribadinya itu dia dikaruniakan Ilmu yang hakiki dan luas disisi-Nya

      "Nabi Khidir seorang ulama' sufi. Apabila dia melewati suatu tanah lapang yang gersang maka dimana kakinya berpijak akan ditumbuhi rumput-rumputan hijau. Hal itu terjadi karena kebaikan pribadinya."

      Barang siapa menggunakan ilmunya untuk mendebatkan para ulama' maka tempatnya adalah neraka jahannam dan mereka kekal didalamnya

      Aku (Achmad Fauzi An-Nuun) tatkala sedang mengutak atik tasawwuf
      Aku mendapatkan 3 Hal ilmu yang sangat bermanfaat
      Yaitu 1 : Semua didunia ini tak lain ibarat seorang musaffir yang berjalan di hamparan luasnya gurun pasir dibawah terik matahari sedang dia kehausan kemudian dia melihat sebuah sungai bening yang kelihatannya segar untuk diminum tetapi ketika dia menghampirinya ternyata itu adalah fatamorgana belaka.
      Kedua : Aku menemukan bahwa mereka adalah orang yang sangat rendah diri dan terjaga lisannya.
      Ketiga : Mereka masih berpakaiankan Islam, berbuku sunnah dan masih dibawah naungan kewajiban Allah.

      Tatkala aku membaca hal ini aku hanya bisa berpasrah kepada Allah. Karena bagiku didunia ini 5 hal yang hakiki
      1. Allah
      2. Rasulullah
      3. Al-Qur'an
      4. Kematian
      5. Kiamat

      Sekian wassalamu'alaikum wr.wb
      Anda bisa berkontak dengan saya @Syairtasawwuf dan @alifma_ruf

      Wassalamu'alaikum wr wb

      Delete
    5. Assalamualaikum. Tentang Nabi Khidir mk telah dijelaskan Allah dan Rasulnya di dalam Al-Quran dan Hadits, maka celakalah barangsiapa yg mengataan Nabi khidir adalah seorg sufi, harap antum ketahui bahwa tdklah ada golongan sufi yg menisbatkan diri pd Islam sebelum Rasulullah di utus dan tidaklah ada pada saat Rasulullah hidup. Bgmn akal seorang manusia yg waras menisbatkan hal (nabi Khidir seorg sufi) yg terjadi sebelum Rasulullah diutus kepada hal yg dibuat-buat manusia setelah Rasulullah wafat dan wahyu telah sempurna. Syafakallah. Semoga Allah menyembuhkan manusia yg berdalil dg hawa nafsunya, bukan berdalil kepada Wahyu yg diturunkan Allah kpd Rasulullah. Wallahualam. Wassalamualaikum.

      Delete
  11. Saya lg belajar islam itu sperti apa dan sekarang ada dimana ,
    mengapa sholat menghadap ka'bah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum. Kaidah yg hrs kt camkan adlh: Allah tidaklah ditanya ttg perbuatan-Nya, sebaliknya kitalah kelak yg ditanya bgmn menjalankan perintah-Nya. Maka tdklah pantas kt bertanya ttg perbuatan Allah. Sebagian dr kita hanya mampu melihat dan memetik sebagian dr hikmah atas hukum Allah, misal: dg dipindahkannya kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah, mk terlihatlah yg mana dr manusia yg kafir dan yg mana yg beriman. Wallahualam. Wassalamualaikum.

      Delete
  12. Untuk mas Adam. aku kasih satu hal penting
    Bicara tanpa ilmu itu ibarat burung beo yang pandai berbicara. Dia sangat pandai berbicara tetapi dia sendiri tidak mengetahui apa maksud dan arti ucapannya sendiri

    "Ibnu Arabi juga berkata : Maka Allah memujiku dan aku pun memuji-Nya, dan Dia menyembahku dan aku pun menyembah-Nya. (Al Futuhat Al Makkiyyah) yang barusan diriwayatkan oleh anda (adam"

    Tatkala aku membaca semua kedustaan belaka karangan manusia yang dibuat seolah2 benar2 ada dalam agama
    Sungguh aku berdoa kepada Allah Robbi inni audzubika an as alaka maa laisalli bihi ilmun wa illam tagfirli watarhamni akum minal khosirin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum. Referensi sudah lengkap dan jelas, silahkan anta cari dan buktikan sendiri, baru anta bisa menghukumi artikel ini sebuah kedustaan atau tidak. Semoga Allah menunjukkan dan menuntun kita ke jalan yg lurus. Aamiin. Wallaualam.

      Delete
  13. Satu hal lagi :
    Tatkala aku sedang membaca pembuktianmu ini ada yang terlintas dari hati dan benak fikiranku yang ingin disampaikan kepada yang membaca ini
    inilah pesan yang tersirat dalam hatiku

    Tasawwuf sudah tidak ada..?
    Tasawwuf sesat..?
    Tasawwuf hanyalah cerita dulu..?
    Ketahuilah Tasawwuf masih ada dan akulah contohnya ! Aku Achmad Fauzi An-Nuun !
    Tasawwuf tidak sesat karena tasawwuf masih berpakaiankan islam dan berbuku sunnah juga masih dibawah naungan kewajiban Allah !
    Tasawwuf bukan cerita dulu tetapi cerita nyata bagi TELINGA! yang ingn mendengar dan ingin menjadikan diri lebih berkualitas dan mencari yang hakiki yaitu yang BAQA’ bukan seperti sekarang ini, mereka terus mengejar bayangan yang padahal sudah jelas itu tidak bisa dibawa apalagi disentuh dan itulah dunia yang FANA”

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum. Agama adalah wahyu, inilah kaidah yg harus kita semua camkan di dalam diri kita. Wahyu diturunkan kepada Rasulullah, Rasulullah menyampaikan kepada Manusia melalui para sahabatnya. Berhubung kita semua beragama Islam maka wajib bagi kita beragama mengikuti wahyu yg diturunkan Allah melalui Rasulullah dan wajib bagi kita pula menolak yang selain daripada itu. Bukankan anta beragama Islam, wahyu drmana yg anta mau ikuti? wahyu yg turun kpd Rasulullah atau wahyu yg diturunkan syaitan kpd para walinya? Syafakallah, semoga Allah menyembuhkanmu dan kita semua dari akidah yg mengikuti hawa Nafsu. Wallahualam. Wassalamualaikum.

      Delete
    2. APA YANG KAMU MENGARUT NI SYAITHONN.....KALO KAMU TAK MAHU BLAJAR TASAUF..JANGANLAH MENGHUKUM!!! BAGAIMANA LOGIKNYA JIKA KAMU BUKAN DOKTER TETAPI BERCAKAP TENTANG ILMU KEDOKTERAN??! PANTASKAH KAMU? ITU GOBLOK NAMANYA

      Delete
    3. Afwan saudara yang akan comment di artikel ini, jika anda seorang mukmin maka mohon diperhatikan: Rasulullah bersabda,"Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk." (HR. Bukhari dan Al Hakim) Cobalah untuk ilmiah, tidak mengumpat, mengutuk, berkata keji dan busuk. Jika anda punya argumen ilmiah, silahkan sertakan referensi anda. Bukan berdasar prasangka tidak berdalil, karena prasangka adalah perkara yang paling bohong dan ditunggangi oleh syaitan. Pakai referensi dan dalil. Sekali lagi diingat bahwa Rasulullah bersabda,"Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk." (HR. Bukhari dan Al Hakim). Wassalamu'alaikum.

      Delete
  14. ini nih orang2 sufi yang komen2 seperti bermuka dua, komennya seolah2 membenarkan bahwa sufi Ajaran Rasulullah tapi dlam prakteknya penuh bid'ah dan kesesatan,dan jauh dari ajaran Rasulullah,
    kelihatannya orang2 sufi dalam hal cara berfikir akan lebih dekat kekerabatannya dengan golongan Musuh Allah(i.e golongan yang dikatakan oleh Khalifah Ali bin abi thalib ra bahwa seburuk-buruknya golongan dari 73 golongan umat islam yaitu mereka yang melebih-lebihkan aku(Ali ra) diatas Abu bakar dan Umar ra. )

    ReplyDelete
  15. Aku pergi tahlil, kau bilang itu amalan jahil
    Aku baca shalawat burdah, kau bilang itu bid’ah
    Lalu aku harus bagaimana…?
    aku bertawasul dengan baik, kau bilang aku musrik
    aku ikut majlis zikir, kau bilang aku kafir
    lalu aku harus bagaimana…?
    aku sholat pakai lafadz niat, kau bilang aku sesat
    aku mengadakan maulid, kau bilang tak ada dalil yang valid
    lalu aku harus bagaimana…?
    aku gemar berziarah, kau bilang aku alap-alap berkah
    aku mengadakan selametan, kau bilang aku pemuja setan
    lalu aku harus bagaimana…?
    aku pergi yasinan, kau bilang itu tak membawa kebaikan
    aku ikuti tasawuf sufi, malah kau suruh aku menjauhi
    ya sudahlah… aku ikut kalian…
    kan ku pakai celana cingkrang, agar kau senang
    kan kupanjangkan jenggot, agar dikira berbobot
    kan ku hitamkan jidad, agar dikira ahli ijtihad
    aku kan sering menghujat, biar dikira hebat
    aku kan sering mencela, biar dikira mulia
    ya sudahlah… aku pasrah pada Allah yang ku sembah…

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum warahmatullah,
      - Tahlil adalah kalimat zikir, tp tahlilan yg biasa dikerjakan org-org Indonesia tdk dilakukan Rasul dan tdk menjadi syariat wahai Sahabat
      Muslim harus ikuti ajaran Rasul!
      - Tawasul dg baik boleh dg org soleh (yg msh hidup) yg mengamalkan sunnah (tuntunan) Rasul atau bisa jg dg amal ikhlas dirimu, bukan dg bangkai manusia di kuburan wahai sahabat
      Muslim harus ikuti ajaran Rasul!
      - Majelis zikir adalah majelis tadabur yang Allah berkati, jgn mudah mengkafirkan dan jgn mudah memfitnah wahai sahabat
      Muslim harus ikuti ajaran Rasul!
      - Wahai Sahabat, sejatinya termasuk orang yg paling jahat adalah yg membuat-buat syariat.
      Renungi hal ini wahai sahabat:
      "Membuat syariat ttg sesuatu yg berkaitan dg agama adlh hak Allah dan telah disampaikan kpd Rasulullah dg sempurna, Islam telah sempurna! Halalkah seseorg mencuri hak milik org lain? Bgmn pendapatmu bila yg dicuri itu adlh hak Allah? Tdk boleh membuat-buat dan mengkhususkan suatu ibadah dari segi tempat, waktu, jumlah, atau bentuk, kecuali atas tuntunan Rasul yg telah kuat berdiri di atas dalil. Nabi itu utk kau ikuti, bukan kau selisihi!
      Syafakallah. Wassalamualaikum warahmatullah

      Delete
    2. wah syair yg bagus mas bro...
      aq setuju banget...
      kalimat cingkrang itu juga bagus...

      Delete
    3. akan muncul ahlul cingkrang wal jama'atun

      Delete
  16. Insya ALLAH kebenaran akan datang, awan gelap akan tersingkap dengan cahaya terang, malam yang pekat akan segera berakhir dengan datangnya fajar shaddiq.
    Wahai semua saudaraku, Islam tidak sedikitpun dapat di kritik, apapun itu. kita semua punya hati nurani, jika kita bersungguh sungguh, Allah akan menunjukkan jalan yang lurus, dan di jauhkan dari kesesatan.
    perbaikilah kesungguhan kita, wahi saudara ku. Air dan minyak takkan menyatu dalam satu ruanagn.

    ReplyDelete
  17. Mmperdebatkan nama ..
    Andai kata ngga ada embel2 nama,kira2 siapa yg akan dia kritik ?
    Perbedaan itu akan slalu ada,masing2 mengklaim bener,andai kata yg kita kritik adl hal2 yg (mnurut pndapat yg kita ikuti) salah saja,tanpa bawa2 nama (sufi)misalnya,kayaknya akan lebih bijak ..
    Sbb tidak smua ajaran nya juga salah bahkan dimata anda kan?
    Seperti klakuan orang yg merasa aswaja sekalipun,ketika dia mnyalahkanfirqoh2,bisa jadi tanpa dia sadari,kelakuan dia "ada" seprti muktazilah misalnya,siah mungkin,jabariah dsb.. Lebih bijaklah mmberi nasehat (kalo anda bermaksud meluruskan),karna sisanya,smua kmbali kpada pribadi masing2,toh allah yg terakhir menghakimi .. Agama aja ngga memaksa,masa cuma pendapat 'nukil' maksa .. Irhamna ya Allah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum. ya benar, ini semua memang hanya pendapatr 'nukil', krn ana bukan ulama, ana hanya seorg faqir ilmu yang bisanya menukil pendapat ulama. Mungkin antum sebagai seorang 'Ulama' sudah terbiasa memberi pendapat pribadi tentang masalah agama.. syafakallah (semoga Allah menyembuhkan antum)

      Delete
  18. La haola walakuwwata illabillahill aliyyiladim

    ReplyDelete
  19. contoh ada seorang polisi yang suka seenaknya, kta tidak bisa claim polisi indonesia gak baik semua,,

    aku awam, aku lemah, aku tak berdaya
    harusnya umat islam jangan terlalu sibuk mencari pembenaran, karena itu semua tidak akan pernah selesai. kita harusnya semua bersatu dalam kedamaian.

    kenali diri kita
    sayangi hati kita
    kenali Allah
    sayangi Allah

    jika kita sudah memahaminya, maka????

    INGAT AL-QUR'AN DAN HADITS BUKAN SEKEDAR TUTORIAL ATAU BUKU MANUAL ATAU PELAJARAN
    AL-QUR'AN DAN HADITS ADALAH SUMBER KEBAIKAN PENUNTUN HIDUP KITA UNTUK MENJADIKAN PRIBADI YANG LEBIH BAIK BAIK DUNIA DAN AKHIRAT

    jika aku salah, aku senang sekali jika dibenarkan saudara2 muslimku..
    wassalam,,

    ReplyDelete
  20. Belajarlah tasawuf sebelum berkata kata tentang tasawuf
    Setiap kata jangan diartikan secara harfiah
    Al Qur'an kalau ditafsirkan, maka lautan tak akan cukup menjadi tintanya

    ReplyDelete
  21. Allah jika sudah mengunci hati seseorang maka dia tidak akan dapat membedakan benar dan salah, naudzubillah

    ReplyDelete
  22. Belajar tasawuf sebelum berkata tentang tasawuf,,,
    tp pelajari dulu alquran dan hadist sebelum mempelajari tasawuf....
    Keep moving mas Adam....!

    ReplyDelete
  23. Assalamualaikum Wr. Wb. Tasawuf memang tidak diragukan lagi ke-sesatannya dan bukan lah suatu ajaran yg bersumber dari ajaran Islam. Saya mengatakan hal ini dg tegas. Karena tasawuf memang mirip dg ajaran Hindu yaitu sistem kasta. Pada tasawuf juga di temui yg demikian yaitu syariat, hakekot, tarekot, makrifat. Dan juga tujuan utamanya adalah bersatu dg tuhan. Hal ini dapat kita temui juga pada ajaran Hindu yg biasa disebut moksa. Padahal rasulullah dalam prakteknya menjalankan Islam beliau tidak pernah menyampaikan atau berkata-kata menyeru agar umatnya bersaatu dg Allah. Malah beliau menjalankan Islam secara rasional (konsep strategi perang parit, metode dakwah, dll) shgga Islam bisa membebaskan masyarakat Arab dari kejahiliyaan dan menyebar menguasai 2/3 dunia pada masa setelahnya. Bahkan Allah juga menjelasakan bahwa tujuan penciptaan manusia di bumi adalah sbg kalifah fil ard bukannya untuk bersatu dengan-Nya. Dan Allah mengkaruniai manusia dg akal fikiran. Yang dimana Allah dalam Al-Qur'an menyebut dalam sebutan "Apakah kamu tidak berpikir?" sebanyak 20 kali. Sedangkan dalam ajaran tasawuf penggunaan akal dilarang dan malah menyandarkan dari bisikan-bisikan gaib yg mereka klaim dari Allah. Seandainya jika itu memang benar dari Allah bagaimana Anda para org tasawuf membuktikannya ? Padahal Anda juga memiliki nafsu sbg manusia dan para jin syaitan juga mampu melakukan bisikan2 gaib itu. Ibarat jika saya dipanggil guru saya hal itu bisa saya buktikan lewat nada yg khas, karakter kata2 nya bahkan wajahnya shgga bisa saya ketahui yg memanggil saya adalah guru saya. Sedangkan Anda ? Semoga pada tulisan saya ini mengandung secercah cahaya fajar yg mampu membuat awan gelap di hati Anda tersingkap. Wassalamualaikum Wr. Wb

    ReplyDelete
    Replies
    1. ibarat kaset....anda itu seperti kaset...asal njeplak
      cobalah berpikir... katanya anda berpikir..
      anda mengucapkan Syahadat yg berarti bersaksi...
      sudahkah anda menyaksikan sendiri...
      bahwa Tiada Tuhan selain Alloh...????
      sudahkah anda menyaksikan sendiri ...
      bahwa Nabi Muhammad Rosululloh...????
      atau cuma sekedar katanya.....
      sudahkah anda tahu sendiri...
      kalau anda tidak tahu berarti anda SAKSI PALSU.....!!!!
      kalau anda belum tahu... belajarlah lewat tasawuf...
      karena disana ada pelajaran bagi orang - orang yang berpikir dan merasa punya akal.....

      Delete
    2. @ jegurh wid » Syafakallah (Semoga Allah memberi kesembuhan pada anda)

      Delete
    3. Hahahaha.......alhamdulillah, Syafakallah juga untukmu akh Abi Zam. Kayaknya yang pas nieh, yang harus sembuh si Abi Adam bin Wahabiyun ini

      Delete
    4. Tasawuf ga ada diajarin nabi, mas...klo nambah - nambahin ajaran agama ISLAM itu namanya bid'ah...bid'ah itu sesat, tempatnya di neraka..kecuali diluar ISLAM entah apa nama hukum nambah - nambahi ini...di agama ente apa namanya?.ente bukan ISLAM kan? nah mas abi ini cuma ngasih tau apa yg dia tau...amar ma'ruf nahyi munkar...klo ente ga setuju, yaa udh, silakan lanjutkan...

      Delete
  24. Tasawuf itu adalah metode pembersihan hati. Tasawuf dalam islam adalah satu kesatuan, tdk dpt dipisahkan. Tasawuf itu bisa dicapai dengan cara tekun beribadah kepada Allah secara intensif, bukan melalui pembelajaran apalagi kata-kata. Yaitu yg disebut ilmu Ladunni, ilmu yg langsung Allah berikan tanpa melalui belajar tetapi dgn tekun taqarrub ilallah. Seperti yg dialami oleh Nabi Khidir as di dlm surat Al-Kahfi, yg memberikan hikmah pembelajaran kepada Nabi Musa as. Anda-anda yg sedang menganggap tasawuf sesat adalah sedang membicarakan "pseudosufisme" alias sufi bohong-bohongan. Tengoklah sejarah, pelajari baik-baik apa itu tasawuf. Dengan tasawuf, seorang muslim smakin disiplin dlm beribadah kpd Allah azza wa jalla. tdk hanya ibadah wajib yg ia kerjakan tapi juga ibadah sunnah. Hatinya lebih terasah utk melihat sesuatu dg mata hati kebenaran. Dengan tasawuf, seorang muslim takkan tega melukai org lain walau berbeda agama sekalipun. Di dlm tasawuf ada pelajaran2 hikmah dan teladan seperti teladan Rasulullah SAW. Maka yg kalian anggap sesat itu bukan tentang tasawuf sebenarnya tetapi tasawuf yg salah jalan. Pikirlah dgn seksama, cari tau kebenarannya dgn sbenar2nya dan jgn lngsung berfatwa sesat atau bid'ah. Wallaahu a'lam..

    ReplyDelete
  25. Cobalah kalian wahai yg menganggap taswuf itu sesat,, pelajari kisah Nabi Musa as berguru kpd Nabi Khidir as di surat Al-Kahfi. Pelajari baik2, dalam kisah itu benar2 Nabi Musa sempat marah dan tdk sabar trhdap perbuatan Nabi Khidir yg diluar akal manusia yaitu merusak perahu sampai membunuh anak. Dlm pandangan akal kita dan dalam syariat memang membunuh tanpa sebab adalah haram dan berdosa. Tapi nyatanya ada hikmah dibalik itu. Dia (Nabi Khidir as) dikaruniai ilmu ladunni, ilmu yg Allah berikan langsung dan smua perbuatannya itu bukan kehendak beliau tp kehandak Allah. Memang islam mnyuruh kita berfikir tp dlm kondisi sprti itu adalah berbeda. Hati beliau tlah terasah dg kdekatannya kpd Allah, itulah tasawuf. Memang secara kosakata tdk disebutkan secara gamblang tentang tasawuf, tapi ya sperti itulah tasawuf. Mungkin org lain anggap itu tdk masuk akal tp yg mndalami tasawuf tau hikmah dibalik itu smua. Yg dilakukannya bukan nafsu apalgi bisikan syaithon. Tetapi hati yg dituntun oleh Allah dg kebenaran. Jadi yg kalian anggap sesat itu bukanlah tasawuf sebenarnya tetapi tasawuf yg salah (pseudosufisme). Apa kalian jg mengingkari ayat2 tersebut yg mengisahkan Nabi Musa as berguru kpd Nabi Khidir as di surat Al-Kahfi tsb..???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syafakallah [Semoga Allah menyembuhkan anda]

      Delete
    2. kamu ini umatnya nabi siapa siih,, spertinya kok anda lebih menonjolkan nabi khidir ketimbang nabi MUHAMMAD saw,
      bukankah nabi muhammad yg terahir di utus untuk seluruh umat.
      kalau anda umatnya nabi muhammad...ikuti ajaranya...!!!

      Delete
  26. Semoga Allah menyembuhkan saya, mas Adam dan semua yang comment disini..

    ReplyDelete
  27. Semoga Allah mengampuni kita semua. Musuh Islam sudah di depan mata dan kita masih sibuk berselisih, lihat di timur tengah saudara2 kita dipecah belah. Cepat atau lambat akan bergeser ke asia tenggara. Waspadalah Saudaraku..!!

    ReplyDelete
  28. Perbedaan adalah rahmat agar kita terus belajar menuntut ilmu sampai liang lahat. Bukankah Allah telah menjamin orang Islam akan masuk Surga. Islam terpecah beberapa golongan semua masuk surga kecuai 1 golongan (ahmadiyah).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hadits perbedaan adalah rahmat adalah hadits yg mungkar, dusta atas nama Rasul, sedangkan soal 73 golongan, mk ini haditsnya: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Bani Israil terpecah mnjdi 72 golongan. Sedangkan umatku terpecah mnjdi 73 gol, semuanya di neraka kecuali satu." Para sahabat bertanya, "Siapa gol yg selamat itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda, "Yaitu yg mngikuti pemahamanku dan pemahaman sahabatku." [HR. Tirmidzi no. 2641] » jadi semua di neraka kecuali 1 golongan. Tasawuf tdk mengikuti ajaran Rasul ataupun pemahaan para sahabat. Sufi dan tasawufnya adlh dipastikan salah satu dari 72 golongan yg tempatnya di neraka. Utk para pendukung sufi dan tasawufnya, kelak kalian akan ingat bhw anda sudah diberikan penjelasan, tp anda tetap menyombongkan diri, kemudian yg tersisa hnya sesal yg sdh terlambat.

      Delete
    2. betul mas, smoga kita termasuk ahli syurga,,amieen,
      untuk yang punya paham sufi dan tasawuf, saya tidak bisa mengklaim bahwa anda sesat/melenceng dari syari'at islam, tapi insyaALLAH saya akan tetap mengikuti ahli sunnah, karena menurut sya itu lebih masuk akal.
      syukron

      Delete
    3. atau bisa sebaliknya akhi..... bisa saja nanti kalian lah yang akan masuk neraka dan menyesali telah menulis artikel seperti ini. syukron

      Delete
  29. DIWAN IMAM SYAFI’I :

    فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح
    فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح

    Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.

    Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan taqwa.

    Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik?
    [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sungguh dusta yang kau sampaikan ini. Al Imam Syafii justru termasuk yang paling menentang tasawuf yang sangat sesat ini!

      Imam Syafi'i rahimahullah berkata: "Seandainya seorang menjadi sufi (bertasawwuf) di pagi hari, niscaya sebelum datang waktu Zhuhur, engkau tidak dapati dirinya, kecuali menjadi orang bodoh". (al-Manâqib lil Baihaqi 2/207)

      Sungguh referensi anda itu adalah suatu kedustaan yang anda nisbatkan pada imam yang mulia. Anda memfitnah beliau!! Semoga anda ditunjukkan jalan yang lurus dan semoga artikel ini adalah salah satu jalan dari petunjuk yang akan anda ambil. Belajar adalah kewajiban seorang muslim. Maka belajarlah, jangan asal main comot tanpa anda tahu referensi itu benar atau dusta.

      Delete
  30. Fatwa Imam Syafi’i tentang Tasawuf

    Imam Syafii telah mencela sufiyah (shufiyyah) karena kesesatan mereka. Beliau telah menyebutkan ciri-ciri mereka untuk memperingatkan agar tidak tertipu dengan mereka dan masuk ke dalam bid’ah sufiyah.

    Hal ini nampak sangat jelas dalam teks-teks ucapan beliau tentang firqoh (golongan, sekte) ini.
    Di antara ucapan beliau:

    Imam Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanadnya dari Yunus bin Abdil A’la, dia berkata: Aku mendengar Imam Asy-Syafii berkata: “Kalau seorang menganut ajaran sufi tasawuf (tashawwuf) pada awal siang hari, tidak datang waktu zhuhur kepadanya melainkan engkau mendapatkan dia menjadi dungu.” (Manaqib Imam As-Syafii 2/207, karya Imam Al-Baihaqi).

    Dungu adalah sedikitnya akal. Dan itu adalah penyakit yang berbahaya. Tidaklah aneh ahli tasawwuf dalam waktu kurang dari sehari akan menjadi orang yang dungu. Tulisan-tulisan mereka sendiri menjadi saksi tentang hal itu.

    An-Nabhani -seorang sufi- dalam kitabnya yang berjudul Jami’ Karomat Auliya tentang biografi Ahmad bin Idris, dia berkata:

    [Di antara karomahnya yang agung yang tidak bakal dicapai kecuali oleh orang-orang tertentu adalah berkumpulnya dia dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam keadaan bangun (terjaga), kemudian dia mengambil wirid-wiridnya, hizb-hizbnya dan sholawatnya yang masyhur dari beliau secara langsung ......

    Dia (Ahmad bin Idris) diuji dengan hilangnya indera dengan benda-benda yang ada. Kemudian dia mengeluhkan kepada sebagian guru-gurunya. Kemudian sang guru berkata: ‘Kaana (Jadilah dia).’ Ahmad bin Idris menceritakan dirinya: Maka dengan semata ucapan sang guru “kaana”, hilang dariku semua rasa sakit, kemudian aku bangkit waktu itu juga dan jadilah aku seperti orang yang tidak ditimpa sesuatupun. Aku memuji Allah. Dan aku mengetahui bahwa telah pasti apa yang dikatakan para tokoh sufi: Awal jalan adalah junun (kegilaan), pertengahannya funun, dan akhirnya ‘kun fa yakun’.”]

    Perkataan ini tidak pernah diucapkan oleh seorang yang berakal sama sekali. Karena tidak ada yang berhak dengan sifat seperti ini -yaitu mengucapkan kepada sesuatu ‘kun fa yakun’ selain Allah. Allah berfirman tentang Diri-Nya: Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia (Kun fa Yakun). (Yasin: 82) Mereka –ahil tasawwuf- telah mengakui bahwa diri mereka adalah gila.
    Sehingga tidak keliru ketika Imam Asy-Syafii mengatakan: “Tidaklah aku melihat seorang sufi yang berakal sama sekali.” (Manaqib Imam As-Syafii 2/207, karya Imam Al-Baihaqi)

    Imam Asy-Syafii rohimahulloh berkata: “Tidaklah ada seorang yang berteman dengan orang-orang sufi selama 40 (empat puluh) hari, kemudian akalnya akan kembali selama-lamanya.”

    Dan beliau membacakan syair:
    ودع الذين اذا أتوك تنسكوا … واذا خلوا فهم ذئاب خفاف
    Tinggalkan orang-orang yang bila datang kepadamu menampakkan ibadah
    Namun jika bersendirian, mereka serigala buas (Talbis Iblis hal. 371)

    Imam Asy-Syafii juga berkata: “Dasar landasan tasawwuf adalah kemalasan.” (Al-Hilyah 9/136-137)

    Kenyataan sufiyah menjadi saksi apa yang dikatakan Imam Asy-Syafii bahwa dasar landasan mereka adalah malas. Mereka adalah orang yang paling rajin dalam menunaikan bid’ah dan penyelisihan syariat. Dan mereka juga orang yang paling sangat malas dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menghidupkan sunnah-sunnah nabi (tuntunan-tuntunan nabi) shallallahu ‘alaihi wa sallam.

    Sebagai tambahan… suatu waktu Imam Waki’ (salah satu guru Imam Asy-Syafii) berkata kepada Sufyan bin ‘Ashim: “Kenapa engkau meninggalkan hadits Hisyam?” Sufyan bin Ashim menjawab: “Aku berteman dengan satu kaum dari sufiyyah, dan aku merasa kagum dengan mereka, kemudian mereka berkata: ‘Jika kamu tidak menghapus hadits Hisyam, kami akan berpisah denganmu’.” Maka Imam Waki’ berkata: “Sesungguhnya ada kedunguan pada mereka.” (Talbis Iblis hal 371-372)

    ReplyDelete
  31. waduh-waduh....yang harus dapat hidayah nih siapa yak? akhi Abi Adam atau para sufi. Syafakallah akhi Abi Adam

    ReplyDelete
  32. Jika kita berselisih faham, di qur'an sudah dijelaskan, "fas alu aladzikri inkuntum laa ta lamun" (tanya pada ahli dzikir apa-apa yang tidak kamu ketahui), bukan mencari referensi di mbah google, atau hanya sekedar membaca tanpa dipahami dan difikirkan,
    tafakur bi dzikrillah..
    saya coba tanyakan kepada admin, "siapa ahli dzikir yang dimaksud dalam qur'an?"

    ReplyDelete
  33. Buat Akhi Abi Zam, baca nih http://alawyaly.blogspot.nl/2014/01/belajar-bertasawwuf-bagi-pemula.html
    Biar akhi paham bagaimana tasawuf, untuk pemula tuh....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Imam Syafi'i rahimahullah berkata: "Seandainya seorang menjadi sufi (bertasawwuf) di pagi hari, niscaya sebelum datang waktu Zhuhur, engkau tidak dapati dirinya, kecuali menjadi orang bodoh". (al-Manâqib lil Baihaqi 2/207)

      Delete
    2. Nah....kalau mau yang lebih detail baca nih akh http://sufimuda.net/ atau http://www.sufinews.com/ biar pada paham bagaimana sufi dan tasawuf. Boleh juga baca http://abusalafy.wordpress.com/ untuk bercermin, namanya bercermin ya untuk mengenali wajah, postur dan diri kita sendiri.
      Kalau sudah, telaah dengan baik diri masing-masing, sebenarnya yang memerlukan doa penyembuhan, yang sedang sakit, yang sedang diliputi awan hitam dalam hatinya itu siapa?
      Nah, Syafakallah kalau begitu kepada para Wahabi

      Delete
  34. Imam Asy-Syafii rohimahulloh berkata: “Tidaklah ada seorang yang berteman dengan orang-orang sufi selama 40 (empat puluh) hari, kemudian akalnya akan kembali selama-lamanya.”

    Syafakallah (semoga Allah menyembuhkan anda) wahai para pembela sufi-tasawuf.

    ReplyDelete
  35. Nah....kalau mau yang lebih detail baca nih akh http://sufimuda.net/ atau http://www.sufinews.com/ biar pada paham bagaimana sufi dan tasawuf. Boleh juga baca http://abusalafy.wordpress.com/ untuk bercermin, namanya bercermin ya untuk mengenali wajah, postur dan diri kita sendiri.
    Kalau sudah, telaah dengan baik diri masing-masing, sebenarnya yang memerlukan doa penyembuhan, yang sedang sakit, yang sedang diliputi awan hitam dalam hatinya itu siapa?
    Nah, Syafakallah kalau begitu kepada para Wahabi

    ReplyDelete
  36. Asy Syaikh Abdurrahman Al Wakil rahimahullah berkata: "Sesungguhnya Tasawuf merupakan tipu daya syaithan yang paling tercela lagi hina, untuk menggiring hamba-hamba Allah Ta’ala di dalam memerangi Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sesungguhnya ia (Tasawuf) merupakan topeng bagi Majusi agar tampak sebagai seorang Rabbani, bahkan ia sebagai topeng bagi setiap musuh (Sufi) di dalam memerangi agama yang benar ini. Periksalah ajarannya ! niscaya engkau akan mendapati padanya ajaran Brahma (Hindu), Buddha, Zaradisytiyyah, Manawiyyah, Dishaniyyah, Aplatoniyyah, Ghanushiyyah, Yahudi, Nashrani, dan Berhalaisme Jahiliyyah."

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syafakallah akhi....istighfar

      Delete
    2. syafakallah utk antum terlebih lg.

      Delete
  37. juri: dari hasil rapat para juri yang diadakan siang malam sampai keringetan (panas gak ada AC) kami memutuskan bahwa pemilik blog adalah yang lebih unggul ( bukan menang) tapi lebih unggul. kami beralasan banyaknya referensi dan dalil yang bisa menguatkan pendapat blog ini. dan kubu "lawan" kami selaku juri mohon maaf referensi dan dalil panjenengan kurang mengigit. bahkan sangat minim saran; alangkah baiknya referensi panjenengan itu di cantumkan yang komplit misal dari Al-Quran dan hadis

    ReplyDelete
  38. Ibnu Rajab Al Hanbaly menukil keterangan sebagian ulama Salafus Shalih bahwa dikatakan kepadanya : “Bolehkah seseorang yang mempunyai ilmu tentang As Sunnah membantah ahli bid’ah?” Ia menjawab : “Tidak! Tapi hendaknya ia menerangkan As Sunnah itu kalau diterima itu lebih baik baginya dan jika tidak maka (sebaiknya) ia diam saja (jangan berdebat, ed.).” (Bayanu Fadlli Ilmis Salaf ala Ilmil Khalaf halaman 36)

    Maka dari itu, saya berkata pada kalian bahwa petunjuk telah disampaikan. Jika anda tidak suka dan memilih berpaling, silahkan. Saya tidak akan memberi lagi bantahan atau penjelasan bertele-tele lagi dengan orang jahil yang suka berdebat.

    Wassalamualaikum.

    ReplyDelete