Pages

Wednesday, May 16, 2012

Tanda Hitam Bekas Sujud di Dahi, Ukuran atau Kesalahan?!!

Pertanyaan:
“Bagaimana dengan bekas hitam di dahi?”
0281764xxxx

Jawaban:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ

Yang artinya, Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud (QS al Fath:29).

Banyak orang yang salah paham dengan maksud ayat ini. Ada yang mengira bahwa dahi yang hitam karena sujud itulah yang dimaksudkan dengan tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Padahal bukan demikian yang dimaksudkan.

Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan ‘tanda mereka…” adalah perilaku yang baik.

Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang kuat dari Mujahid bahwa yang dimaksudkan adalah kekhusyukan.
Juga diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Qatadah, beliau berkata, “Ciri mereka adalah shalat (Tafsir Mukhtashar Shahih hal 546).

عَنْ سَالِمٍ أَبِى النَّضْرِ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ قَالَ : مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ : أَنَا حَاضِنُكَ فُلاَنٌ. وَرَأَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ سَجْدَةً سَوْدَاءَ فَقَالَ : مَا هَذَا الأَثَرُ بَيْنَ عَيْنَيْكَ؟ فَقَدْ صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَهَلْ تَرَى هَا هُنَا مِنْ شَىْءٍ؟

Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut.
Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku? (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ رَأَى أَثَرًا فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنَّ صُورَةَ الرَّجُلِ وَجْهُهُ ، فَلاَ تَشِنْ صُورَتَكَ.

Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).

عَنْ أَبِى عَوْنٍ قَالَ : رَأَى أَبُو الدَّرْدَاءِ امْرَأَةً بِوَجْهِهَا أَثَرٌ مِثْلُ ثَفِنَةِ الْعَنْزِ ، فَقَالَ : لَوْ لَمْ يَكُنْ هَذَا بِوَجْهِكِ كَانَ خَيْرًا لَكِ.

Dari Abi Aun, Abu Darda’ melihat seorang perempuan yang pada wajahnya terdapat ‘kapal’ semisal ‘kapal’ yang ada pada seekor kambing. Beliau lantas berkata, Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3700).

عَنْ حُمَيْدٍ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ إِذْ جَاءَهُ الزُّبَيْرُ بْنُ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ فَقَالَ : قَدْ أَفْسَدَ وَجْهَهُ ، وَاللَّهِ مَا هِىَ سِيمَاءُ ، وَاللَّهِ لَقَدْ صَلَّيْتُ عَلَى وَجْهِى مُذْ كَذَا وَكَذَا ، مَا أَثَّرَ السُّجُودُ فِى وَجْهِى شَيْئًا.

Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin Abdirrahman bin Auf datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, “Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah aku telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3701).

عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ) أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ الْخُشُوعُ.

Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah?
Jawaban beliau, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapal’ yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ‘kapal’ yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702).

Bahkan Ahmad ash Showi mengatakan, “Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya’ yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij (baca: ahli bid’ah)” (Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr).

Dari al Azroq bin Qois, Syarik bin Syihab berkata, “Aku berharap bisa bertemu dengan salah seorang shahabat Muhammad yang bisa menceritakan hadits tentang Khawarij kepadaku. Suatu hari aku berjumpa dengan Abu Barzah yang berada bersama satu rombongan para shahabat. Aku berkata kepadanya, “Ceritakanlah kepadaku hadits yang kau dengar dari Rasulullah tentang Khawarij!”.
Beliau berkata, “Akan kuceritakan kepada kalian suatu hadits yang didengar sendiri oleh kedua telingaku dan dilihat oleh kedua mataku. Sejumlah uang dinar diserahkan kepada Rasulullah lalu beliau membaginya. Ada seorang yang plontos kepalanya dan ada hitam-hitam bekas sujud di antara kedua matanya. Dia mengenakan dua lembar kain berwarna putih. Dia mendatangi Nabi dari arah sebelah kanan dengan harapan agar Nabi memberikan dinar kepadanya namun beliau tidak memberinya.
Dia lantas berkata, “Hai Muhammad hari ini engkau tidak membagi dengan adil”.
Mendengar ucapannya, Nabi marah besar. Beliau bersabda, “Demi Allah, setelah aku meninggal dunia kalian tidak akan menemukan orang yang lebih adil dibandingkan diriku”. Demikian beliau ulangi sebanyak tiga kali. Kemudian beliau bersabda,

يَخْرُجُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ رِجَالٌ كَانَ هَذَا مِنْهُمْ هَدْيُهُمْ هَكَذَا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ثُمَّ لاَ يَرْجِعُونَ فِيهِ سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ لاَ يَزَالُونَ يَخْرُجُونَ

“Akan keluar dari arah timur orang-orang yang seperti itu penampilan mereka. Dia adalah bagian dari mereka. Mereka membaca al Qur’an namun alQur’an tidaklah melewati tenggorokan mereka. Mereka melesat dari agama sebagaimana anak panah melesat dari binatang sasarannya setelah menembusnya kemudia mereka tidak akan kembali kepada agama. Ciri khas mereka adalah plontos kepala. Mereka akan selalul muncul” (HR Ahmad no 19798, dinilai shahih li gharihi oleh Syeikh Syu’aib al Arnauth).

Oleh karena itu, ketika kita sujud hendaknya proporsonal jangan terlalu berlebih-lebihan sehingga hampir seperti orang yang telungkup. Tindakan inilah yang sering menjadi sebab timbulnya bekas hitam di dahi. 

Sumber:  http://ustadzaris.com/
Published: 10 Agustus 2009
[Re-published oleh; Abi Zam - www.kisahrasulnabisahabat.blogspot.com]

15 comments:

  1. terima kasih banyak infonya :)

    ReplyDelete
  2. terimakasih ilmunya,ada banyak temen saya kayak begitu,kenignya di kop nyampe hitam,saya tidak setuju tp saya mau mnyampaikan ga tau imunya.mudah2an tar saya bs mnyampaikan

    ReplyDelete
  3. Hmm, ane baru tau soal ini syukron infonya. Tp apakah lantas orang yg memiliki tanda hitam didahinya itu 'mutlak' salah. Karna ane pun trmasuk org yg mmiliki 2 tanda hitam didahi. Namun ane pun tdk tau mengapa tanda itu bs ada. Tp yg pasti tanda itu muncul dgn sndirinya atw tanpa ane sengaja utk mmilikix. Mohon pnjelasanx

    ReplyDelete
    Replies
    1. jad gimana ya caranya biar menghilangkan yg sudah terlanjur ada tanda hitamnya?

      Delete
  4. Asalamu'alaikum wr wb
    ‘kapal’
    khawarij
    apa maksud dr itu? saya tidak mengerti mohon penjelasannya
    syukron

    ReplyDelete
  5. Khawārij (Arab: ﺝﺭﺍﻮﺧ
    baca Khowaarij, secara harfiah berarti "Mereka yang Keluar") ialah istilah
    umum yang mencakup sejumlah
    aliran dalam Islam yang awalnya mengakui kekuasaan Ali bin Abi Thalib, lalu menolaknya. Pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-7, terpusat di daerah yang kini ada di Irak selatan, dan merupakan bentuk yang berbeda dari Sunni dan Syi'ah.

    ReplyDelete
  6. Bismillah,

    Sebenarnya hitam, atau tidak hitam kening bekas sujud memang nggak ada hubungannya ama kualitas islam seseorang.
    bagi kita sesama muslim hendaknya tidak usah membicarakan hal itu
    yang penting :
    1. Kalau ada amalan/pemahaman saudara kita sesama muslim yang kira2 menyimpang, barulah kita cari waktu untuk menasehatinya dengan santun dan penuh kasih sayang dan tentunya lillah karena ALLOH semata.
    2. Kalau ada yang beramal tanpa ilmu, hendaknya kita ajak untuk kembali kepada cara beramalnya orang2 sholeh terdahulu.
    3. Jika kita sendiri belum dapat menasehati dengan hujjah yang kuat, hendaknya mengarahkan saudara kita kepada guru/ustadz/kyai yang amanah dalam menyampaikan pemahaman islam yang haq sesuai pemahaman para sahabat dan salafusholeh.

    ReplyDelete
  7. assalamualaikum, kalo begitu saya harus menghilangkan tanda ini ya akhi? padahal saya tidak mengikuti aliran apapun, cuma ngikutin alquran dan as-sunnah, trus cara ngilanginnya gimana ya? serba salah ya, padahal saya sujud ya sujud aja, ga pake di tekan2 palanya... tolong dong solusinya bagi anda yang sangat paham masalah ini (Sayyid Adam bin Imam, alfatihah buat anda...) trima kasih...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsallam warahmatullah wabarakaatuhu,
      Maaf, ana hanya menyampaikan pendapat ulama, bukan pendapat ana pribadi, siapalah ana berani menelaah mslh dg keilmuan ana yg fakir ini.. Tp kalo utk menghilangkan bekas hitam, mungkin pake ponds yah.. Ana kurang paham, mungkin rekan akhwat antum lebih paham mslh ini.

      والله أعلم بالصواب

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  8. Assallamulaikum wr wb.

    Bukan masalah ada/tidaknya tanda itu, yg lbh ptg tidak mlanggar syariat/aqidah, jika memang tidak ada niat memunculkan tanda tetapi tyt ada tandanya, tdk usah dhilangkan, mungkin ada manfaatnya buat fisik pribadi, krn setiap org ktahanan fisik berbeda-beda, kalaupun dihilangkan tp akhirnya muncul lg malah repot sendiri.

    Wallahu a'lam bishowab.

    ReplyDelete
  9. Menurut teman saya, mereka sengaja membuat tanda hitam di dahi dgn cara menggosok dan memberikan zat yg warnanya hitam. Sehingga terkesan bhw mereka adalah ahli sujud. Pada hal saya perhatikan sehari-hari dia jarang shalat. Inilah pendapat yg bisa dipercaya.

    ReplyDelete
  10. jika ada orang yang mengatakan bahwa bekas tanda hitam tersebut adalah hasil dari rekayasa, atau karena keriyaan saya yakin orang tersebut telah fitnah... buktinya orang yang mempunyai tanda hitam di dahi mereka pun merasa malu, mereka juga tidak ingin akan hal tersebut namun memang tanda tersebut datang dengan sendirinya entah karena kulit wajah yang tipis atau karena terlalu lama sujud... yang penting mereka sudah menjalankan perintah allah dengan baik, hanya allah yang tau apakah maksud tersebut... karena nabi menganjurkan dalam sujud harus menekan dengan 7 bagian, tidak hanya sebatas menaruhnya dengan cuma-cuma... semua kembali kepada allah...

    Wallahu a'lam

    ReplyDelete
  11. Menurut ane, beribadahlah kita seikhlas mungkin ttg atsar sujud itu hanya bekas bukan bukti. perbaiki dirikita masing2. terima ksih atas ilmunya.

    ReplyDelete
  12. Menurut Ane, tanda "hitam/ gosong" di dahi ada 2 sebab,
    Pertama, karena memang disebabkan proses sujud dimana dahi kita terlalu menekan ke tempat sujud (bisa jadi sajadahnya terbuat dari bahan yang kasar) sehingga menyebabkan dahi kita keliatan "gosong". jadi proses ini alami aja. Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa Rasulullah SAW sendiri kaki Beliau sampai "kapal" karena sholat, dan banyak juga dari kita yang kakinya "kapal" juga. dan proses ini alami saja, TIDAK ada satu hadits pun yang melarang "kapal" di kaki ini dan harus dihilangkan. Nah, bagaimana agar dahi kita tidak keliatan "gosong"? ya tentunya ketika sujud, dahi kita jangan terlalu menekan ke tempat sujud, karena tanda "gosong" sebenarnya adalah sel-sel kulit kita yang mati, darah tidak mengalir ke sel-sel kulit tsb, agar bisa mengalir lagi..ya ketika sujud jangan tertekan lagi, Insya Allah lama kelamaan tanda gosong tersebut akan hilang dengan sendirinya krn tubuh kita punya sistem regeneratif, artinya memulihkan sendiri sel-sel yang telah mati dan akan berganti dengan sel-sel baru.
    Kedua, tanda "gosong" tersebut memang "SENGAJA DIBUAT" (dengan jalan di KOP), artinya tidak proses alami. hal inilah menurut hemat kami tidak benar karena ada niat tertentu dibalik DISENGAJA nya pebuatan tersebut. Apalagi jika diniatkan agar disebut orang yang sering sujud/ sholat (riak). Wallahu 'alamu bissowab..

    ReplyDelete

Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR. Bukhari dan Al Hakim)